Mohon tunggu...
helda
helda Mohon Tunggu... Administrasi - Universitas Siber Asia

Berbuat baiklah tanpa memikirkan alasannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Leadership

8 Juli 2022   11:49 Diperbarui: 8 Juli 2022   11:54 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

LEADERSHIP

Oleh Helda Restati 

Universitas Siber Asia

Kebutuhan karyawan dalam suatu organisasi sangat beragam berdasarkan keahlian yang dimiliki, tidak hanya karyawan cerdas dan mempunyai hardskill yang hebat dibutuhkan oleh organisasi, disamping itu seseorang juga membutuhkan softskill tambahan dalam menunjang pekerjaannya salah satunya adalah Leadership atau kepemimpinan.

Ilmu Leadership sangatlah berguna bagi siapa saja dalam kehidupan sehari hari untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Apa itu Leadership?

Leadership adalah suatu proses seni untuk mempengaruhi, mengarahkah, memotivasi orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugasnya guna mencapai tujuan yang di tetapkan oleh suatu organisasi.

Group Leader sebagai pemimpin

Group Leader dalah seorang pemimpin lini terdepan dalam suatu organisasi yang membawahi beberapa orang atau kelompok yang di awasi. Peran Group leader sebagai basis terdepan yang bertugas mengamankan dan menjalankan kebijakan manajemen dan mempunyai wewnang untuk mengatur kelompoknya.

Fungsi Group Leader sebagai pimipinan suatu kelompok sebagai pendorong semangat dan gairah kerja, pemersatu tim, meningkatkan kerjasama tim, sebagai panutan oleh karyawan yang dipimpinnya, sebagai agen perubahan, penghubung pekerja dengan manajemen, membina pekerja untuk bekerja produktif, melatih pekerja untuk meningkatkan kompetensinya.

Sebagai pemimpin group leader mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada Manajemen, Masyarakat, dan kepada karyawan yang dipimpinnya.

Tugas dan tanggung jawab kepada Manajemen :

  • Bekerja secara professional
  • Menegakkan disiplin
  • Menjaga suasana lingkungan kerja
  • Mencegah pemborosan perusahaan

Tugas dan tanggung jawab kepada Masyarakat :

  • Peningkatan kepuasan pelanggan
  • Menjaga citra baik perusahaan
  • Menecegah terjadinya pencemaran lingkungan berdampak kepada masyarakat akbiat usaha suatu organisasi

Tugas dan tanggung jawab kepada tim (kelompok kerjanya)

  • Mengembangkan kemampuan karyawan
  • Mengkomunikasikan peraturan dan kebijakan perusahaan
  • Membimbing mengarahkan dan memberi penilaian terhadap karyawan

Perbedaan Pemimpin, bos dan manajemen

Masih ada sebagian orang masih belum bisa memahami perbedaan pemimpin, bos dan management, ketiganya memiliki keterkaitan akan tetapi mempunyai makna yang berbeda.

Pemimpin dan manajemen suatu organisasi adalah suatu hal yang peting dalam menjalankan perasional organisasi.

Manajemen merupakan suatu sistem dalam organisasi yang berorientasi pada rumusan tujuan organisasi, melakukan perencanaan, anggaran, merancang prosesdur dan kebijakan, melakukan pengorganisasian kelompok kerja, dan kontrol untuk mecapai tujuan tersebut.

Pemimpin mempengaruhi orang lain sehingga memberi dukungan maksimal untuk mencapai tujuan dalam artian seorang pemimpin membimbing dan memberikan arahan, menyelaraskan orang-orang, membangkitkan inspirasi, menyelesaikan permasalahan, akan mengatakan "KITA" dan pemimpin berucap "LETS GO".

Bos mengacu pada posisi atau kekuasaan cenderung mengendalikan orang yang menjadi bawahannya, cenderung menyalahkan suatu yang salah dan orang biasanya takut terhadapnya, selalu mengatakan "SAYA" dan bos sering berucap "GO".


Hal-hal yang harus dimiliki oleh pemimpin

Komptensi

Seorang pemimpin harus memiliki skill atau prestasi untuk melakukan pekerjaan

Melihat kedepan

Mengetahui tujuan untuk bisa meyakinkan orang lain mendukung aktivitasnya

Honesty

Konsekuen antara perkataan dan perbuatan

Menginspirasi

Selalu berperilaku positif, antusias dan energic, berperspektif terbuka terhadap orang lain

Berani dan mampu membuat keputusan

Pemimpin memahami permasalahan yang menghadang dan mampu membuat keputusan untuk solusi penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan kebaikan bersama.

Gaya Kepemimpinan Menurut Lewin

Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai karakteristik kepemimpinan yang dibawa seorang pemimpin dalam mengarahkan dan membimbing anggotanya. Gaya kepemimpinan Lewin merupakan hasil studi kepemimpinan yang menemukan tiga gaya kepemimpinan utama, yaitu kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan delegatif yang memiliki kelebihan dan kekurangan dari setiap kondisi tim.

Otocratic

Gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin memiliki kendali penuh untuk menentukan kebijakan dan prosedur, memutuskan tujuan apa yang ingin dicapai, dan mengarahkan serta mengawasi semua kegiatan organisasi, tanpa partisipasi dari bawahan.

Karakteristik gaya otoctatic

Pembatasan atau tidak adanya masukan dari bawahan

Pemimpin tidak merasa perlu berkonsultasi dengan bawahannya ketika membuat keputusan, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Pemimpin juga akan memutuskan sendiri solusi dan langkah-langkah selanjutnya untuk menyelesaikan masalah, jika diperlukan

Pemimpin membuat semua keputusan

Memutuskan siapa yang perlu ada di dalam tim, bagaimana tim beroperasi, dan apa tujuan tim tersebut. Memiliki sistem pengawasan yang ketat, konsekuensi di tangung penuh oleh pimpinan

Adanya sistem imbalan dan ganjaran

Sistem "hadiah" dan "ganjaran" dalam gaya kepemimpinan ini untuk memotivasi setiap anggota tim bekerja sesuai harapan, dengan maksimal. Imbalan biasanya akan berupa uang, seperti upah atau keuntungan materiil lain yang serupa, daripada kesempatan untuk kenaikan jenjang karier atau partisipasi dalam kepemimpinan

Kelebihan dan kekurangan otoractic

Kelebihan

  • Proses kerja yang efisien
  • Manajemen krisis yang cepat
  • Menjaga ketertiban & disiplin
  • Target yang terfokus
  • Peningkatan produktivitas
  • Komunikasi yang jelas

Kekurangan

  • Bisa menimbulkan upaya micromanaging
  • Membuat pekerja merasa dipaksa bekerja dan menurunkan moral mereka
  • Anggota yang tidak terlibat dalam decision making akan merasa kurang peduli dan bertanggung jawab atas pekerjaannya
  • Memunculkan budaya "kerjakan saja, yang penting selesai"
  • Berpotensi mematikan pemikiran kreatif dan peluang inovasi
  • Berpeluang untuk menjadi kepemimpinan otoriter

Demokratis

Kepemimpinan demokratis melibatkan partisipasi anggota kelompok dalam pengambilan keputusan. Karena itu, democratic leadership juga disebut model kepemimpinan partisipatif.

Karakteristik gaya demokratis

Menerapkan pendekatan dua arah

Untuk membuat keputusan, pemimpin demokratis mendengar suara setiap orang di kelompok. Membuat keputusan berdasarkan etika moral, norma, dan nilai mereka, yang akan memengaruhi pandangan setiap anggota tim yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

Mendorong partisipasi dan keterlibatan

memberikan kesetaraan hak dalam menyampaikan pendapat, saran, dan kritik. Partisipasi kelompok merupakan bagian penting dalam proses itu sendiri, bukan pada hasilnya, partisipasi dan keterlibatan kelompok membuat keputusan yang diambil pemimpin menjadi keputusan bersama, bukan keputusan satu orang. Dengan demikian, tingkat penerimaan keputusan dan dukungan dari anggota tim juga lebih besar.

Menghargai ide dan kreativitas

keterbukaan terhadap ide dan kreativitas. Pemimpin menempatkan diri bukan sebagai orang yang paling benar membangun tim yang kuat, yang dapat diandalkan dalam proses pengambilan keputusan berkualitas dan efektif, memiliki karakter jujur, cerdas, berani, kreatif, kompeten, dan adil.

Kelebihan dan kekurangan gaya demokratis

Kelebihan

  • Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku.
  • Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya.
  • Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan pendapat dan saran.
  • Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya.
  • Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan.
  • Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan.

Kekurangan

  • Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil secara musyawarah.
  • Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karena pendapat setiap orang jelas berbeda.
  • Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan apabila ego masing-masing anggota tinggi.

Delegatif

Sosok pemimpin yang memberikan kebebasan yang besar kepada setiap orang yang dipimpinnya, baik dalam melakukan pekerjaan ataupun dalam pengambilan keputusan penting sekalipun.

Karakteristik gaya delegatif

Pemimpin memberikan kebebasan penuh dalam mengambil keputusan baik secara kelompok atau individual dengan minimum partisipasi pemimpin bahkan terkesan acuh tak acuh. Pemimpin memberikan kebebasan mutlak kepada stafnya dalam menentukan segala sesuatu yang berguna bagi kemajuan organisasinya tanpa bimbingan darinya

Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali dalam organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin memberikan komentar spontan atas aktivitas-aktivitas anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau tidak melakukan evaluasi terhadap kinerja anggotanya.

Kelebihan dan Kekurangan Delegatif

Kelebihan

  • Meningkatkan kepuasan kerja
  • Meningkatkan Kreatifitas
  • Pemimpin dapat dapat fokus untuk hal hal yang lebih penting

Kekurangan

  • Kurang jelasnya peran
  • Tidak semua orang dapat mengambil tangung jawab ini
  • Jumlah konflik yang lebih besar.

Gaya Situasional

Selain gaya kepemimpinan dari lewin ada juga gaya kepemimpinan situasional yaitu pemimpin yang paling efektif adalah sosok yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan segala kondisi dan situasi. Teori kepemimpinan yang pertama kali dibuat oleh Kenneth Blanchard dan Paul Hersey, mengacu pada keterampilan seseorang untuk menilai kemudian memilih strategi kepemimpinan apa yang menurutnya terbaik diterapkan dalam setiap keadaan atau tugas berbeda setiap karyawan.

Empat gaya dasar untuk strategi kepemimpinan situasional

1. Mengarahkan (Telling)

Pemimpin memberitahu kepada karyawannya apa yang harus dikerjakan, dan bagaimana cara mengerjakannya, tahapan ini mirip dengan gaya otocratic.

Ciri ciri telling :

Komunikasi satu arah

Peranan & Tugas ditetapkan spesifik

Pelaksanaan tugas diawasi ketat

Pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan dilakukan pemimpin

Gaya telling digunakan kepada karyawan yang tidak memiliki pengetahuan yang dibutuhkan, tidak memiliki pengalaman relevan, tidak tahu prosedur kerja, sangat ragu memikul tangung jawab, kurang memiliki keinginan berprestasi, tidak memiliki dedikasi pada pekerjaan (masa bodo).

Gaya telling ini biasanya digunakan juga pada situasi diperlukan tindakan pendisiplinan karyawan atau pada saat ada pekerjaan kritis/mendesak dimana karyawan belum pernah menghadapi situasi kritis/mendesak tersebut.

2. Menjual (Selling)

Pemimpin 'menjual' ide kepada karyawan untuk membuat mereka paham dan ikut serta dalam pelaksanaan tugas

Ciri ciri selling :

Komunikasi dilakukan 2 arah

Peranan & tugas ditetapkan pemimpin

Pelaksanaan tugas diawasi pemimpin

Menjelaskan tugas/keputusan yang diambil

Mendengarkan pendapat, ide & saran dari bawahan

Gaya selling digunakan kepada karyawan yang memiliki sedikit pengetahuan & pengalaman yang relevan, sedikit tahu tata/prosedur kerja, akan tetapi mempunyai motivasi ingin memikul tanggung jawab, ingin berprestasi, dan memiliki dedikasi pada pekerjaan.

3. Berpartisipasi / Participating

Pada pola ini pemimpin memberi lebih banyak kelonggaran kepada karyawan dengan menggunakan pendekatan demokratis dimana pemimpin memberikan arahan pekerjaan dan karyawan berperan aktif dalam penentuan keputusan dan menentukan bagaimana cara dia menyelesaikan tugasnya.

Ciri-ciri Participating:

Komunikasi 2 arah dimana pemimpin lebih banyak mendengar

Saling bertukar ide dalam pemecahan masalah & pengambilan keputusan.

Keputusan dibuat bersama

Mendukung & menyokong usaha yang dilakukan karyawannya

Gaya participating digunakan kepada karyawan yang memiliki pengetahuan & pengalaman yang relevan, mengetahui tata/prosedur kerja, akan tetapi masih ragu/tidak yakin dapat memikul tanggung jawab, memiliki rasa enggan berprestasi, dedikasi pada pekerjaan masih kurang.

4. Mendelegasikan (Delegating)

Seperti pada gaya delegating menurut lewin pada pola ini pemimpin sepenuhnya menyerahkan proses dalam operasional pekerjaan kepada karyawannya dan tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan.

Ciri-ciri delegating :

Peran pemimpin merumuskan masalah dan memberikan saluran informasi

Pemimpin mendelegasikan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan kepada karyawannya

Karyawan merencanakan dan melaksanakan tugas

Karyawan mengendalikan pelaksanaan tugas

Gaya delegating digunakan kepada karyawan yang Memiliki pengetahuan yang dibutuhkan, memiliki pengalaman relevan dan sangat tahu tata/prosedur kerja, sangat ingin memikul tanggung jawab, memiliki keinginan kuat untuk berprestasi dan sangat berdedikasi pada pekerjaan.

Dalam menjalankan gaya situasional pemimimpin harus mampu menilai karyawannya terhadap tingkat kesiapan dan pemahaman karyawan terhadap tugas yang diembannya. Tingkat kesiapan dan pemahaman dalam gaya situasional disebut readiness level, dimana readiness level ini digunakan dalam menilai tingkat pengetahuan dankompetensi karyawan yang harus dikelola oleh pemimpin.

Readiness level mengandung 4 kategori sebagai berikut :

R1 :  Anggota kelompok tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemauan untuk menyelesaikan tugas.

R2 :  Orang tersebut sebetulnya bersedia dan antusias menyelesaikan tugas, tapi tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang            diperlukan untuk melakukannya.

R3 :  Anggota kelompok memiliki keterampilan dan kemampuan untuk mengerjakan tugas, tetapi tidak mau bertanggung jawab atau             menyelesaikannya.

R4 :  Anggota sangat terampil, berpengetahuan mumpuni, bersedia, dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas.

Sehingga dapat disimpulkan pemimpin untuk mencocokan gaya kepemimpinannya terhadap karyawan pada kelompok kerjanya sebagai berikut :

Karyawan R1 dengan kepemimpinan gaya Telling

Kayawan R2 dengan kepemimpinan gaya Selling

Karyawan R3 dengan kepemimpinan gaya Participating

Karyawan R4 dengan kepemimpinan gaya Delegating

Kelebihan dan kekurangan situasional

Kelebihan

  • Menyelaraskan tone kinerja yang umum
  • Menonjolkan pengaruh multi-arah
  • Memanfaatkan penugasan yang spesifik sebagai ukuran kinerja daripada menyeragamkan tugas untuk banyak individu yang berbeda
  • Pemimpin mendorong perubahan perilaku secara efektif
  • Pempercepat pengembangan karyawan yang berkualitas
  • mengajarkan para pemimpin untuk menafsirkan dan menanggapi lingkungan mereka secara akurat dan efektif

Kekurangan

  • Menciptakan kebingungan dalam kelompok ketika pemimpin harus mengubah pendekatannya untuk satu anggota tim, bawahan dapat mempertanyakan maksud dari pendekatan tersebut
  • Anggota tim membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang tiba-tiba
  • Berpotensi mengganggu semangat tim dan hubungan dengan pemimpin
  • berpotensi jadi tindakan manipulatif jika tidak dilakukan dengan cermat dan hati-hati oleh pemimpin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun