Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polemik Mobil Dinas Mewah Bupati Karawang, Sekda Untung Wabup yang Buntung

27 September 2021   01:06 Diperbarui: 27 September 2021   01:11 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BABAK-BELUR PANEN KECAMAN menampar muka Bupati Cellica Nurrachadiana dan Wakil Bupati (Wabup) Aep Syaepuloh. Pasalnya, Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Karawang Jawa Barat membeli 2 unit mobil baru, ditaksir harganya mencapai Rp1,8 miliar.

Pamer kemewahan ditengah pandemi Covid-19 dianggap tidak punya Sense of Crisis. Cellica-Aep dituding tidak pro-rakyat.

Dua unit mobil itu merk Mazda CX-9 AWD khusus untuk kendaraan dinas Bupati dan Wabup Karawang. Mobil berkapasitas 2.500 CC keluaran terbaru tahun 2021. Dilansir dari website rajamobil.com, satu unit mobil taksiran harganya Rp. 998.800.000.

Publik mencibir dan terbelah, pro-kontra terjadi. Pada umumnya menganggap kedua petinggi Kabupaten tersebut tidak memiliki empati terhadap rakyat Karawang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Rakyat Nelangsa ditengah pandemi Covid-19 berkepanjangan. Eeh...malah pamer kemewahan beli 2 unit mobil dinas (Mobdin) dengan harga fantastis.

"Sangat menyakiti perasaan masyarakat, mending anggaran itu dialihkan untuk membantu masyarakat miskin yang belum mendapat bantuan, terutama dari anggaran APBD Karawang," kata aktivis senior Karawang bernama Ace Sudiar.

Forum Aktivis Islam (FAIS) Karawang pun menyorot tajam, Bupati Karawang beli Mobdin mewah miliaran dimasa pandemi, Aktivis FAIS bilang, hilang rasa empati.

Sunarto selaku Koordinator FAIS Karawang mengaku heran, dengan sikap Bupati Cellica dan Wakilnya Aep yang tekesan sudah kehilangan rasa empati kepada warganya yang sedang menderita akibat pandemi Covid-19. "Astaghfirullah, se-urgent apakah Mobdin tersebut?", ujarnya.

Sekda Karawang Buka Suara

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang Acep Jamhuri, akhirnya angkat bicara. Menegaskan bahwa pengadaan Mobdin Bupati dan Wabup sudah sesuai regulasi. Menurutnya, Bupati dan Wabup berhak menggunakan Mobdin yang baru. Kendaraan dinas operasional Bupati maupun Wabup sangat dibutuhkan, mengingat mobilitas Bupati dan Wabup sangat tinggi.

"Jadi, sudah selayaknya sebagai pemimpin baru, keduanya mendapatkan Mobdin yang baru. Jabatan keduanya kan periode baru dan semuanya sudah sesuai regulasi, ya.. wajar, mereka mendapatkan mobil baru," kata Sekda kepada wartawan.

Janji Kampanye Aep Bohong

Dalam jejak digital janji kampanye Aep terungkap, saat Pilkada Karawang 2020 lalu, calon Wakil Bupati nomor urut 2, Aep Syaepuloh pasangan Calon Bupati (incumbent) Cellica Nurrachadiana itu mengumumkan harta kekayaan berdasarkan LHKPN Tahun 2020 sejumlah Rp. 391.744.609.664.

https://kpu-karawang.go.id/detail/post/tiga-paslon-umumkan-lhkpn-via-daring/88

Dengan memiiliki harta Rp. 391 miliar lebih, Aep Syaepuloh disebut paling Tajir, hingga punya daftar kendaraan mewah, Aep disebut 'Sultan' yang maju di arena Pilkada Karawang. Tak berlebihan CNN menjuluki Aep Crazy Rich Karawang Nyalon Wakil Bupati. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200929121454-32-552190/crazy-rich-karawang-nyalon-wakil-bupati-harta-hampir-rp400-m.

Rakyat belum lupa saat kampanye Aep berjanji. Jika nanti terpilih menjadi Wakil Bupati Karawang masyarakat bisa mengunakan mobil dinasnya. Bahkan bahan bakar mobil dinas hingga sopir pun akan difasilitasi, asalkan jangkauan area pernikahan masih di wilayah Kabupaten Karawang.

Tak hanya itu, ia pun juga berencana membuat waktu khusus agar dapat bisa hadir di acara pernikahan itu, bahkan dirinya pun juga bersedia jika sebagai saksi pernikahan.

"Mudah-mudahan jika ada waktu. Pak Haji bisa hadir. Kalau ada waktu ya.., misalnya tidak menganggu pekerjaan sebagai tupoksi saya sebagai Wakil Bupati. Bahkan bisa jadi saksi juga," janji Aep.

Namun gara-gara kasus Mobdin Mewah ini, Aep gagal raih simpati rakyat jelang Pilkada 2024. Anehnya, Cellica dan Aep sama sekali tidak menolak adanya pengadaan kendaraan tersebut meskipun tahu rakyatnya susah bukan kepalang, terseok hidup ditengah pandemi Covid-19 yang berdampak luas, terutama di sektor ekonomi.

"Seharusnya anggaran itu bisa dialihkan atau diprioritaskan ke sektor yang lebih penting. Mobdin Bupati dan Wabup kan masih ada yang masih layak pakai. Apalagi kedua pejabat tersebut memiliki kekayaan yang melimpah," ujar Pancajihadi Al-Panji, Sekjen Kompak Reformasi, Rabu (22/9/2021).

"Dan saya yakin, beliau akan mencalonkan jadi orang nomor satu di bumi pangkal perjuangan ini," kata Panji.

Seharusnya, Aep sejak awal menolak pengadaan kendaraan mewah untuk Wabup dengan cara membuat nota dinas untuk mengalihkan anggaran pengadaan kendaraan ke anggaran yang lebih menyentuh kepentingan hajat hidup masyarakat Karawang.

"Saya yakin bila beliau menolak maka elektabilitas, rating dan simpati masyarakat akan meningkat," ujarnya.

Berita Mobdin Makan Tumbal 

Disisi lain polemik Mobdin Bupati itu sudah makan korban. Yang terbaru, gara-gara berita Mobdin mewah Bupati, Pemilik Akun Momo Dhio Alief diadukan ke Polisi oleh jurnalis bernama Muhammad Chaedir alias Codink bin Charda, karena Dhio mengunggah status di akun Facebook pribadinya yang diduga telah menghina profesi jurnalis yang mengkritik kebijakan Pemkab membeli Mobdin mewah.

Dhio diadukan ke Polres Karawang dengan dugaan telah melakukan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dimaksud dalam pasal 27 ayat 3 UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Saya selaku pribadi telah melaporkan akun Facebook atas nama Momo Dhio Alief yang telah menghina profesi saya sebagai wartawan. Adapun laporan pengaduan ini telah diterima oleh pihak Polres Karawang, dan tindak lanjutnya sekitar dua hari kedepan," kata Codink dalam keterangan persnya, di Mapolres Karawang usai memberikan laporan.

Ditempat yang sama, Hendra Supriatna SH.,MH., Kuasa Hukum Codink menyayangkan atas apa yang telah ditulis akun Facebook Momo Dhio Alief.

"Seluruh jurnalis atau wartawan yang ada di Kabupaten Karawang mengecam keras dugaan penghinaan yang dilakukan oleh Momo Dhio Alief. Profesi wartawan adalah profesi yang terhormat. Dimana mereka bekerja memberikan berita informasi kepada masyarakat," tandasnya.

Wabup Buntung Sekda yang Untung

Sementara itu menurut pengamat sosial politik, ekonomi dan bisnis, Heigel mengatakan, Cellica itu jelas tidak mempunyai "Sense of Crisis". Padahal sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo pernah menekankan pentingnya "Sense of Crisis" atau kepekaan dalam menghadapi krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19.

Presiden pernah sampaikan dihadapan sejumlah kepala daerah secara daring pada tanggal 02 Februari 2021 lalu. Pentingnya untuk memiliki perasaan bahwa situasi yang dihadapi Indonesia tidak biasa-biasa saja, sehingga perlu adanya "Sense of Crisis".

Lanjut Heigel, dengan tidak menolaknya Mobdin mewah Bupati dan Wabup bisa ditafsir Applaus Addiction Syndrome, penyakit tepuk tangan. Tidak punya kontrol diri, alias exhibitionist  tukang pamer.

Menurut Heigel, kegaduhan Pemkab Karawang membeli Mobdin mewah Bupati dan Wabup tak bisa dipisahkan dengan "Rumor Politis" yang beredar di masyarakat. Karena tahun 2024 Cellica lengser sudah 2 periode jadi Bupati Karawang.

Calon terkuat pasca Cellica lengser, hanya Wabup Aep Syaepuloh. Dibayangi pesaing terkuatnya Sekda Acep Jamhuri Calon Bupati Karawang. Maka terlihat jelas Aep Syaepuloh akan bersaing ketat dengan Acep Jamhuri, Wabup versus Sekda dalam Pilkada Karawang 2024 untuk memperebutkan kursi Karawang 1.

Namun gara-gara kasus Mobdin mewah, Aep gagal meraih simpati rakyat jelang Pilkada 2024. Ada benarnya statemen Sekjen Kompak Reformasi yang mengatakan, "jika beliau Wabup menolak Mobdin mewah maka elektabilitas, rating dan simpati masyarakat akan meningkat."

Lihatlah rakyat Karawang cari makan saja susah, tersiksa PSBB, PPKM Darurat, PPKM Level 4-3 dan 2. Dagang tidak laku, bisnis macet, hutang numpuk, jalan ditutup, diblokir, Bansos dipungli. Serta disuguhi Horror; Ambulans, Rumah Sakit, peti mati dan Kuburan.

Kasus Mobdin mewah ditengah pandemi Covid-19 ini telah jadi coreng hitam di muka Bapak (Wabup). Nilai Aep jeblok di mata rakyat. Maka siapa untung siapa buntung dalam pertikaian antar elite di Kabupaten Karawang ini?

Sekda Acep Jamhuri paling diuntungkan, pasti bakal melenggang kangkung  "Seng Ada Lawan" artinya Tak Tertandingi pasca Cellica lengser. Bukan rahasia umum pak Sekda nyalon Bupati Karawang kan sudah dari dulu gembar-gembor." Tutup Heigel. (dot)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun