rokoknya habis, kali ini dia cuma meremas-remas tangannya sampai kedengaran tulang tulang jarinya gemeretak karena remasan itu.
"tapi aku juga tak ingin suamiku sendirian dan kesepian dialam sana, karena itu sebentar lagi kukirim seseorang untuk menemaninya disana, dan aku rasa dua batang rokok yang kau hisap sudah cukup, sepulang ini aku cuma harus pergi ke makam suamiku dan bilang padanya bahwa sebentar lagi teman kencannya waktu di hotel akan datang, menemaninya sampai akhir nanti, oh ya nanti kalau sudah disana, jaga baik-baik suamiku"
kali ini dia diam, matanya sedikit berair, dia menatap bungkus rokok yang kuberikan padanya. ku ambil bungkus rokok itu dari hadapannya.
"dua batang cukup, racunnya sudah bekerja, nanti pelan-pelan kau akan sesak napas, lalu dibawa kerumah sakit, disana nanti kita selesaikan semuanya, disini terlalu riskan"
kau.....!!!!. dia berseru menahan sesak dan serak ditenggorokkan, seperti ingin mengatakan sesuatu.
"aku pulang dulu, waktu kunjunganku sudah habis, jaga diri baik-baik, tak perlu melakukan atau berkata apapun, tak ada yang percaya padamu"
***
tak berapa lama kemudian, dua orang petugas lapas membawanya kembali keluar dari ruang kunjungan, kuberikan beberapa bungkus rokok dan sedikit uang jajan pada para petugas di lapas itu.
"terima kasih" kataku, tak banyak bicara
"sama-sama nyonya, kami turut prihatin atas kematian suami nyonya, semoga nyonya selalu diberikan ketabahan kesabaran"
"saya pulang dulu, mari pak"