Mohon tunggu...
Hatta Syamsuddin
Hatta Syamsuddin Mohon Tunggu... lainnya -

jalan-jalan berbagi inspirasi, penikmat sejarah & kuliner, guru ngaji dan jualan roti di pesisir bengawan solo \r\n\r\nwww. indonesiaoptimis.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi Sang Demonstran

27 Maret 2010   22:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:09 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“ Huuuu, yang gak mundur gak cinta Indonesia “, para mahasiswa menertawakan para aparat yang masih berselisih. Ketegangan agak mencair. Tapi kejadian tersebut tak berlangsung lama. Sejurus kemudian, terjadi lagi ketegangan. Kembali para mahasiswa dan polisi sibuk mengadu otot. Dorong depan, kanan, kiri, mundur sedikit, maju lagi, dorong dan begitu seterusnya. Peluh mulai bercucuran dari kedua belah pihak. Kadang-kadang teriakan Danu membuat suasan mencair. Tapi terkadang teriakannya juga membuat suasana memanas.

Wisnu berjalan tenang ke arah para demonstran. Ia memakai jaket berwana hitam gelap. Sejurus kemudian ia bergabung dalam barisan border, ikut berdesakan bersama yang lain. Tak berapa lama dering telpon genggam dari sakunya mengganggu konsentrasi Wisnu. Ia segera melesat keluar dari barisa menuju beberapa penjual the di seberang jalan.

“ Wisnu, ini Rudi. Emergency ! ada info tingkat satu , demonstrasi kita kemasukan beberapa mahasiswa preman anti reformasi. Sebentar lagi jumlah mereka akan bertambah. Mereka kini diam-diam bergerak dari bundaran HI. Mereka menyaru dengan simbol dan yel-yel yang sama dengan kita. Bahaya, sebagian mereka membawa batu-batu dan bom molotov “

Wisnu terlihat serius menerima informasi penting dari rekannya, Rudi. Ia adalah bagian intel di satuan KRC ( Kampus Reaksi Cepat). Wisnu mengandalkan informasi dari Rudi setiap kali ada perkembangan terbaru. Baik tentang perpolitikan ataupun gerakan mahasiswa.

Dengan cepat sang jendral lapangan itu menyeberang jalan. Bergabung kembali bersama para demonstran. Ia segera menarik Danu dari posisi border depan.
“ Ada apa capt ! “, tanya Danu siap menerima perintah terbaru.
“ mundur total tapi teratur segera ! , kita kemasukan barisan preman anti reformasi. Mereka berniat mengacaukan dan menodai gerakan kita ! Hubungi semua koordinator kampus “
“ Siap Capt ! Kita akan bersihkan tempat ini dalam sepuluh menit ! “

Kerumunan demonstrasi itu mulai bergerak mundur secara teratur. Sebagian besar demonstran berjalan kembali ke arah masjid Istiqlal. Namun masih terlihat sekitar seratusan mahasiswa masih berjaga di depan rumah pejabat tersebut. Nampaknya informasi dari Rudi. Mereka adalah barisan mahasiswa preman anti reformasi. Tiba-tiba …….
“ Praaang !!! “

Beberapa kaca depan mobil polisi pecah berantakan. Sejurus kemudian, salah satu mahasiswa tersebut melempar bom molotov ke arah truk polisi. Ledakan sedangpun terdengar. Api segera membakar habis truk tersebut. Barisan mahasiswa anti reformasi itu bubar total tak terkendali lagi. Wisnu dan teman-temannya melihat ledakan tersebut dari atas bus yang mereka tumpangi. Wajahnya terlihat geram, tangannya terkepal keras.

“ Danu, anak-anak kiri itu bikin gara-gara lagi. Lain kali kita harus bersihkan mereka terlebih dahulu ! “

“ Benar Capt, kita sudah terlalu sering bersabar. Mereka selalu bikin ulah dan kekacauan. Kita akan beri mereka pelajaran ! “

Dering HP Wisnu kembali berdering, kali ini dari Andre, rival politiknya di kampus. Selain itu, Andre juga komandan anak-anak kiri di kawasan Jakarta.

“ Selamat Bung ! Demo lu sukses bakar-bakar mobil cops, ini bakal jadi berita besar  ! “, terdengar tawa mengejek dari seberang pembicaraan. Wisnu menarik nafas panjang, dadanya bergemuruh hebat. Dengan tegas ia menjawab, “ Ini fitnah Bung, kalau gue mau .. sekarang juga markas temen-temen lu sudah gua ratakan dengan tanah ! “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun