Sekelebat ide, bergaung di pikiranku, ide untuk meneliti bagaimana Gus Dur sanggup meningkatkan perekonomian negeri ini di masa jabatannya yang terbilang singkat.Â
Lelahku perlahan lenyap, pikiranku seketika seperti diberi makanan bergizi, untaian ide-ide segera menari di bayangan akalku.
Jam berdentang dua belas kali, pertanda malam telah larut, aku menoleh ke samping, ibu tampak tenang dalam tidurnya, kali ini mimpi-mimpinya ditimpa suara putri-putri Gus Dur yang bergantian menjawab pertanyaan yang dilontarkan pembawa acara.
Aku mengecup lembut kening ibu, menarik selimut dan menutupi tubuhnya supaya hangat, mematikan televisi lampu, dan keluar menuju kamarku.Â
Kunyalakan komputer dan mulai menulis bagian-bagian penting yang sekiranya menjadi fokus penelitianku nanti. Sekali lagi, terima kasih bu, tahun depan putramu pasti sarjana, seperti yang kau harapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H