Mohon tunggu...
Rahmi H
Rahmi H Mohon Tunggu... Guru - Peskatarian

Ngajar | Baca | Nulis Kadang-Kadang Sekali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Ketika Ibu Mengingat Gus Dur

25 Desember 2018   19:28 Diperbarui: 25 Desember 2018   20:48 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelebat ide, bergaung di pikiranku, ide untuk meneliti bagaimana Gus Dur sanggup meningkatkan perekonomian negeri ini di masa jabatannya yang terbilang singkat. 

Lelahku perlahan lenyap, pikiranku seketika seperti diberi makanan bergizi, untaian ide-ide segera menari di bayangan akalku.

Jam berdentang dua belas kali, pertanda malam telah larut, aku menoleh ke samping, ibu tampak tenang dalam tidurnya, kali ini mimpi-mimpinya ditimpa suara putri-putri Gus Dur yang bergantian menjawab pertanyaan yang dilontarkan pembawa acara.

Aku mengecup lembut kening ibu, menarik selimut dan menutupi tubuhnya supaya hangat, mematikan televisi lampu, dan keluar menuju kamarku. 

Kunyalakan komputer dan mulai menulis bagian-bagian penting yang sekiranya menjadi fokus penelitianku nanti. Sekali lagi, terima kasih bu, tahun depan putramu pasti sarjana, seperti yang kau harapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun