Gabriel memang belum sepenuhnya melupakan pria itu. Namun, ia juga tak mungkin kembali menaruh harapan pada pria yang sudah menikah.
"Aku tau kamu terluka. Tapi, saat itu aku bener-bener nggak bisa berbuat apapun. Termasuk ngehubungin kamu," jelas pria itu.
Walau Gabriel seolah-olah tak peduli dengan penjelasan Luthfi. Namun, ia tetap mendengarkan, dirinya juga benar-benar ingin tahu apa alasan pria itu menghilang.
"Aku dijemput tiba-tiba karena ibu aku tau tentang hubungan kita. Hari itu juga aku dibawa pulang, dan ponsel aku diambil.
Sebenarnya aku udah dijodohin, tapi karena aku nggak mau akhirnya aku pindah ke kota ini dengan alasan kuliah dan akhirnya ketemu sama kamu."
Akhirnya, setelah beberapa tahun Luthfi pergi Gabriel mengetahui alasannya. Alasan yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Perjodohan. Ia tak menyangka jika pria itu bisa melakukan hal sejahat itu.
"Aku tau semuanya salah. Aku menjanjikan pernikahan sama kamu, saat aku tau kalo aku juga akan menikah dengan wanita lain. Maafin aku, Riel."
Maaf? Gabriel sudah memaafkan Luthfi. Namun, luka yang dulu ditorehkan benar-benar masih membekas. Luka lama yang membuat perempuan itu sedikit trauma dengan sebuah hubungan.
"Aku tidak jadi menikah dengan perempuan itu. Walau jujur, aku masih berharap kita akan kembali, tapi aku nggak mau memaksa. Aku cukup tau diri atas apa yang aku buat. Aku cuma mau kamu tau satu hal, kalo aku benar-benar mencintai kamu hingga saat ini."
Luthfi menghela napas berat sebelum melanjutkan perkataannya. "Dan kenapa aku baru kembali? Itu karena aku harus nyelesain kuliah, dan ... dan aku terlalu pengecut untuk bertemu sama kamu."
Tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut Gabriel hingga Luthfi akhirnya memutuskan untuk pergi dengan kenyataan jika perempuan itu sudah melupakan semuanya, kecuali rasa kecewa.