Beberapa hari kemudian gadis itu yang ternayat adiknya Mawar, Melati memberikan buku harian untuknya.
"Apa itu?" tanyanya
"Ini buku harian mbak Mawar. Bacalah." Melati titip pesan padanya untuk menyimpan buku harian kakaknya . Perlahan Bima membaca buku itu. Kata demi kata membuat air mata Bima runtuh. Kini Bima tahu dia tak bertepuk tangan sebelah. Mawarpun menyukainya. Kata-kata cinta untuknya begitu indah. Sayang takdir berkata lain. Cinta yang tak pernah terkatakan , hanya tersimpan dalam hati, harus berakhir karena takdir Allah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!