Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukan Jokowi dan Mega Patron Kandidasi Capres 2024, Jadi Siapa?

9 Agustus 2022   18:41 Diperbarui: 9 Agustus 2022   18:47 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Megawati sesungguhnya harapkan didukung oleh Presiden Jokowi untuk mendorong Puan Maharani sebagai Capres, ini bagi Megawati kesempatan terahir kekuasaannya di PDI-P. 

Karena jelas terbaca target politik Megawati, akan menyerahkan dengan mudah tampuk kepemimpinan sebagai Ketua Umum PDI-P kepada putri mahkota, bila Puan Maharani memegang pucuk pimpinan di Negeri +62, Indonesia. Entah Presiden atau Wakil Presiden.

Tapi sangat berat, ada Ganjar Pranowo sudah memberi signal dan bersosialisasi "Ganjar Menuju Presiden 2024", sejak dua tahun lalu sudah bergerak relawannya di berbagai kota di Indonesia. Ingat, pernah ada kalimat "silakan keluar partai" dari pidato Megawati, pemaknaan sindirannya kesitu yang tertuju pada Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi.

Begitupun sebaliknya Presiden Jokowi mengharap Megawati untuk urungkan niatnya menjagokan Puan Maharani, untuk balik mendukung Ganjar Pranowo. Disini tarik menarik antara Megawati dan Presiden Jokowi. Nah, dari pintu ini, masuk lawan politik Megawati dan Jokowi yang mungkin tidak disadari.

Karena Megawati dan Presiden Jokowi tidak sepakat, tentunya masing-masing pilih jalan. Prabowo Subianto yang merasa ikut berjasa tentunya, kepada dua elit bangsa ini, pilih jalan melingkar. [Baca: 4]

Baca juga: Relawan Jokowi Bukan Urus Capres, tapi Evaluasi Program Nawacita

Karena Presiden Jokowi tidak punya partai politik (parpol), maka harus bermanuver melalui kekuatan sendiri, menggerakkan relawannya, kekuatan Presiden Jokowi tentu masih ada pada relawan.

Disamping memang tetap dipelihara, juga karena pengaruh berkuasa sebagai presiden. Tentu dengan mudah relawan relawan yang masih ada bisa digerakkan, walau umumnya relawan juga tidak sesolid dulu. Karena sama saja, elit elit relawan saja yang menikmati kejayaan. [Baca: 5]

Presiden Jokowi melalui relawan, rencana melakukan temu akbar yang dikemas dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) secara simultan di seluruh Indonesia, dimulai dari Solo, 27 Agustus 2022 sampai bulan Maret 2023. [baca: 6]

Jelas, atas adanya rencana gabungan relawan Jokowi adakan Musra itu dengan "alasan" agenda utamanya, Presiden Jokowi ingin mendengar dan menerima masukan dari relawannya siapa saja Capres-Cawapres versi relawan. 

Sebenarnya Musra Indonesia ini sangat tidak relevan, membocorkan targetnya sendiri. Koq bisa-bisanya Presiden Jokowi meloloskan substansi acara "Mendengar Usulan Capres-Cawapres dari Relawan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun