Megawati sesungguhnya harapkan didukung oleh Presiden Jokowi untuk mendorong Puan Maharani sebagai Capres, ini bagi Megawati kesempatan terahir kekuasaannya di PDI-P.Â
Karena jelas terbaca target politik Megawati, akan menyerahkan dengan mudah tampuk kepemimpinan sebagai Ketua Umum PDI-P kepada putri mahkota, bila Puan Maharani memegang pucuk pimpinan di Negeri +62, Indonesia. Entah Presiden atau Wakil Presiden.
Tapi sangat berat, ada Ganjar Pranowo sudah memberi signal dan bersosialisasi "Ganjar Menuju Presiden 2024", sejak dua tahun lalu sudah bergerak relawannya di berbagai kota di Indonesia. Ingat, pernah ada kalimat "silakan keluar partai" dari pidato Megawati, pemaknaan sindirannya kesitu yang tertuju pada Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi.
Begitupun sebaliknya Presiden Jokowi mengharap Megawati untuk urungkan niatnya menjagokan Puan Maharani, untuk balik mendukung Ganjar Pranowo. Disini tarik menarik antara Megawati dan Presiden Jokowi. Nah, dari pintu ini, masuk lawan politik Megawati dan Jokowi yang mungkin tidak disadari.
Karena Megawati dan Presiden Jokowi tidak sepakat, tentunya masing-masing pilih jalan. Prabowo Subianto yang merasa ikut berjasa tentunya, kepada dua elit bangsa ini, pilih jalan melingkar. [Baca: 4]
Baca juga:Â Relawan Jokowi Bukan Urus Capres, tapi Evaluasi Program Nawacita
Karena Presiden Jokowi tidak punya partai politik (parpol), maka harus bermanuver melalui kekuatan sendiri, menggerakkan relawannya, kekuatan Presiden Jokowi tentu masih ada pada relawan.
Disamping memang tetap dipelihara, juga karena pengaruh berkuasa sebagai presiden. Tentu dengan mudah relawan relawan yang masih ada bisa digerakkan, walau umumnya relawan juga tidak sesolid dulu. Karena sama saja, elit elit relawan saja yang menikmati kejayaan. [Baca: 5]
Presiden Jokowi melalui relawan, rencana melakukan temu akbar yang dikemas dalam acara Musyawarah Rakyat (Musra) secara simultan di seluruh Indonesia, dimulai dari Solo, 27 Agustus 2022 sampai bulan Maret 2023. [baca: 6]
Jelas, atas adanya rencana gabungan relawan Jokowi adakan Musra itu dengan "alasan" agenda utamanya, Presiden Jokowi ingin mendengar dan menerima masukan dari relawannya siapa saja Capres-Cawapres versi relawan.Â
Sebenarnya Musra Indonesia ini sangat tidak relevan, membocorkan targetnya sendiri. Koq bisa-bisanya Presiden Jokowi meloloskan substansi acara "Mendengar Usulan Capres-Cawapres dari Relawan".