Arah penciptaan sistem menjadi sulit, karena oknum birokrasi sendiri yang jauh meninggalkan UUPS, seakan merasa tidak merasa bersalah bohongi rakyat. Semua tawaran solusi berbasis UUPS ditolak tanpa alasan yang jelas, diskriminatif.
Dalam momentum diskusi, semua mengangkat tema program yang benar, seakan taat mengikuti regulasi sampah UUPS dan semua mengarahkan pilah/olah sampah di sumbernya.
Tapi senyatanya dalam praktek nol besar, termasuk para asosiasi dan perusahaan industri daur ulang dan industri produk berkemasan, semua menghindari UUPS.
Diduga keras karena ingin tetap terbuka lebar ruang impor sampah dan menghindari kewajiban CSR dan EPR.
Semua dengan fasih bicara program pilah/olah sampah di sumber, zero to landfill atau circular economy. Tapi semua hanya isapan jempol alias omong doang (omdo), imposible.
Baca Juga:Â 18 Nilai Pembentukan Karakter Bangsa
Reformasi Karakter Birokrasi
Birokrasi perlu didorong untuk miliki daya juang, daya dorong, daya gerak, dan daya hidup yang berisikan tata nilai kebaikan akhlak dan moral dalam diri manusia.
Dalam membangun karakter individu diperlukan perilaku yang baik dalam rangka melaksanakan kegiatan berorganisasi dan taat norma hukum dalam menjalankan fungsi pelayanan dan fasilitasi pada masyarakat dan perusahaan produsen sampah.
Baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta dalam bermasyarakat, untuk membangun dan membentuk akhlak dan budi pekerti individu menjadi baik dan berkelanjutan.
Baca Juga:Â "Human Error Birokrasi" Penyebab Darurat Sampah Indonesia