Padahal kalau petani paham, maka pasti akan produksi sendiri dari bahan baku yang mudah diperoleh dari rumah tangga, biaya operasional murah dan hasil produksinya berlipat ganda.
Juga banyak kalangan yang keliru dalam mengaplikasi kompos, banyak yang menabur saja. Padahal seharusnya kompos itu diaduk bersama tanah pertanian atau perkebunan, termasuk di dalam wadah pot. Misalnya dalam sawah bisa di mix sekitar 5-10 ton/ha (ideal), atau dalam wadah pot di mix antara 80% kompos dan 20% tanah.
Baca Juga:Â Sampah sebagai Pendukung Utama Pertanian Organik Indonesia
Banyak muncul pendapat di masyarakat ataupun petani yang mengklaim bahwa pupuk kompos itu tidak bagus. Karena memang komposnya yang tidak berkualitas, artinya tidak mengikuti norma pengomposan yang benar serta cara pemakaian yang keliru. Juga celakanya, para penyuluh pertanian kita tidak dibekali ilmu tentang kompos dari sampah tersebut.
Umumnya pupuk kompos yang banyak diproduksi dan dijual di pasaran tersebut sebenarnya tidak memenuhi standar kualitas pembuatan kompos yang mengikuti pedoman SNI 19-7030-2004 Spesifikasi kompos dari sampah organik. Akhirnya banyak menumpuk karena tidak laku di pasaran.
Baca Juga:Â Aneh, Kementerian Pertanian Tak Masuk Dalam Jaktranas Sampah
Kompos yang baik bisa dipastikan kondisinya tidak kering, tapi lembab karena mengandung mikroba. Bila menemukan kompos yang kering, bisa dipastikan bahwa proses dekomposisinya tidak baik atau kurang mengandung mikroba pengurai dan suplemen kompos serta bahan baku utamanya bukan dari sampah rumah tangga.
Dasar atau bahan baku utama dalam melakukan dekomposisi sampah organik atau produksi sampah organik menjadi pupuk kompos yang baik adalah menggunakan sampah domestik rumah tangga atau sampah sejenis sampah rumah tangga, yang memang sudah 'ditakdirkan' untuk tidak merepotkan produsennya dalam produksi yang mendekati kualitas kompos ber SNI.
Baca Juga:Â Asrul Hoesein: Koperasi Sampah Penggerak Circular Ekonomi Indonesia Bersih
Artinya bahan baku utama produksi kompos yang paling baik dan berkualitas berasal dari dapur atau sampah organik rumah tangga atau sejenis sampah rumah tangga, termasuk pasar basah yang banyak mengandung kotoran-kotoran atau darah ikan, kotoran ayam, limbah sayuran dan buah-buahan.
Walau bahan dasar utama tersebut, juga masih perlu ditambahkan atau dilengkapi dengan unsur hara makro dan mikro dengan mengikuti petunjuk kualitas dari SNI Kompos Sampah Organik. Karena memang bahan baku tambahan tersebut ada di sekitar wilayah pengomposan, begitu adilnya Tuhan YMK, subahanallah.