"Hei kerdil, tidak perlu kau campuri urusanku".
Lalu akibatnya? Pangeran kedua juga tersesat.
Kini giliran si bungsu pangeran ke tiga yang datang dan tentu saja ia datang karena ayahandanya. Dibanding ke dua orang kakaknya pangeran ke tiga lebih memiliki watak yang anggun dan rendah hati.
Manusia kerdil bertemu dengan pangeran ke tiga, "Pangeran ke tiga, mengapa kau tergesa-gesa, mau kemana?"
Pangeran ke tiga berkata, "Ayahanda saya sakit parah, tabib bilang harus meminum sumber air kehidupan, baru bisa menyembuhkan sakitnya, apa kau bisa membantuku?"
Manusia kerdil itu berkata dengan sahaja, "Kau seorang pemuda, aku hadiahkan padamu 2 potong roti dan sebilah pedang".
"Aku tidak mau ini, aku hanya membutuhkan suatu mata air yang dapat menyembuhkan penyakit".
"Baiklah, sumber air kehidupan ada di dalam sebuah puri yang telah di beri kekuatan sihir, di depan pintu masuk ada dua ekor singa. Kau bawa semua yang kuberikan ini, pasti ada gunanya"
Pangeran ketiga baru mengerti akan maksud manusia kerdil itu.
Manusia kerdil lalu menjelaskan kepada pangeran cara memakai roti dan pedang itu, dan terakhir mengatakan,"Sumber kehidupan ada di belakang taman, tapi, sebelum siang kau harus meninggalkan taman itu. Kalau tidak kau tidak bisa keluar lagi selamanya setelah gerbang puri itu tertutup".
Setelah mengucapkan terimakasih pada manusia kerdil, pangeran lalu bergegas ke puri. Dan sesuai dengan petunjuk manusia kerdil , pangeran mengetuk tiga kali pintu gerbang itu dengan pedangnya, sebagaimana di duga pintu gerbang puri itu akhinya terbuka dengan sendirinya. Dua ekor singa menerkam, namun, dengan tenang pangeran menjejal mulut kedua singa itu dengan roti pemberian manusia kerdil. Tidak lama kemudian kedua ekor singa itu lalu berubah menjadi 2 ekor kucing besar.