**
"Heh, bangun, Med!"
Aku bangun dan baru tersadar jika aku hanya bermimpi. Sedari tadi rupanya aku tertidur di depan teve. Dan aku sungguh menyesal sebab pertandingan sepak bola yang kutunggu-tunggu sudah masuk di babak tambahan waktu babak kedua.
"Kenapa Papa nggak bangunin aku?"
"Ealah, kamu sudah dibangunin dari tadi tapi nggak bangun. Sudah tak apa, yang penting Indonesia menang."
Sedih, kecewa, namun aku merasakan kegembiraan sebab Indonesia unggul 2 -- 1 dari Bahrain. Jantungku berdegap begitu cepat sebab tambahan waktu yang seharusnya 6 menit tetapi terus berlanjut. Wasit belum juga meniup peluitnya.
"Heh, tiup peluitnya, Sit! Sudah lebih dari 6 menit."
Wasit tak mendengar ocehan bapakku, dan tidak mungkin juga mendengarnya.
Pada menit 98 mendekati 99, Bahrain mendapatkan sepak pojok setelah salah satu defender Indonesia menghalau bola melewati garis gawang Indonesia. Bola ditendang oleh pemain Bahrain, disundul oleh rekannya dan mengarah menuju satu pemain Bahrain lainnya di depan gawang Indonesia. Tanpa pengawalan, pemain itu berhasil mencocor bola ke gawang Indonesia.
Priit... priit... priit....
***