Setiap kebijakan yang dibuat tentunya akan selalu ada kontroversi. Ada yang menerima ada juga yang menolak, itu hal biasa. Namun pemerintah harus cerdas dalam mengkomunikasikan programnya. Ajak perusahaan, komunitas, instansi terkait untuk duduk bersama dan mencari solusi yang tepat.
Sampaikan dasar pemikiran kenapa harus menerapkan jalan berbayar. Berikan keuntungan-untungan dan tujuan bersama yang ingin dicapai. Lakukan mediasi dan sosialisai program. Masalah bersama adalah kemacetan, sampaikan solusi bersama yang tepat untuk mengatasinya.
Kemudian buat projek percontohan terlebih dahulu misalnya di Jakarta khusus satu ruas jalan saja. Evaluasi dalam 6 bulan atau 1 tahun. Setelah bagus dan stabil sistemnya baru kemudian diduplikasi ke lokasi lain atau ke kota lain.
Pemerintah jangan mundur hanya karena ada satu pihak yang menolak. Dari Tempo (10/2/2024), ada berita yang menyampaikan ojek online menolak penerapan jalan berbayar atau ERP ini. Ya, ajak duduk bersama pihak ojek onlinenya, komunitasnya, perusahaan ojek onlinenya.
Perlu pemerintah ketahui bahwa diluar sana ada banyak orang yang setuju dengan penerapan jalan berbayar ini untuk mengatasi kemacetan kota. Pelebaran jalan rasanya sudah tidak mungkin dilakukan, pembebasan lahan adalah hal sulit yang dilakukan. Penerapan jalan berbayar adalah solusi.
Kemacetan di Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa. Kita butuh solusi inovatif seperti jalan berbayar dan transportasi terintegrasi. Sistem ini tidak hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga meningkatkan pendapatan negara dan membuat kota lebih hijau.
Semoga Kementerian Perhubungan bisa mempertimbangkan ide-ide ini. Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, saya yakin kita bisa menciptakan sistem transportasi yang lebih baik untuk Indonesia.
Voi.com/Instagram @jaklingkoindonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI