Jalan berbayar adalah sistem di mana pengendara dikenakan biaya setiap kali melewati ruas jalan tertentu. Caranya, di setiap jalan dipasang sensor yang mendeteksi kendaraan yang melintas. Setiap kendaraan harus memiliki alat khusus yang terhubung dengan sistem sensor tersebut.Â
Setiap kali melewati jalan berbayar, pengendara akan dikenakan tarif, misalnya Rp3.000 atau Rp5.000 per lintasan. Untuk tarif ini bisa disesuaikan dengan lokasi dan ruas jalan. Konsepnya mirip dengan jalan tol tapi posisinya didalam kota.
Bayangkan, jika dalam satu hari ada 1.000 kendaraan yang melewati satu ruas jalan, maka dalam sehari kita bisa mendapatkan Rp3 juta. Dalam sebulan, jumlahnya bisa mencapai Rp90 juta hanya dari satu ruas jalan. Jika sistem ini diterapkan di banyak ruas jalan, pendapatannya bisa sangat besar.
Semakin banyak kendaraan yang melintasi jalan itu akan semakin banyak potensi penghasilan yang didapatkan. Belum lagi jika tarif yang kenakan lebih dari Rp3.000, maka akan lebih besar lagi pendapatan yang didapatkan.
Menurut saya jalan berbayar ini cocok diterapkan di kota seperti Jakarta, Bandung, Medan,Pekanbaru, Palembang, Lampung, Surabaya, Bogor, Bekasi, Surabaya, Semarang, Makassar, Bali dan banyak lagi.
Manfaat Jalan Berbayar
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan jika menerapkan jalan berbayar ini, diantaranya :
1. Mengurangi Kemacetan
Dengan adanya biaya tambahan, orang akan berpikir dua kali sebelum menggunakan kendaraan pribadi. Mereka mungkin akan beralih ke transportasi umum, sepeda, atau bahkan berjalan kaki.
2. Meningkatkan Pendapatan Negara
Uang yang terkumpul dari jalan berbayar bisa digunakan untuk memperbaiki infrastruktur transportasi, membangun fasilitas umum, atau meningkatkan kualitas angkutan umum.
Penerapan jalan berbayar ini menggunakan sistem topup atau tagihan otomatis, sehingga pemerintah bisa dapat uang tiap hari, tidak perlu menunggu sampai 1 tahun untuk mendapatkan uang pajak kendaraan.