Mohon tunggu...
Haryono
Haryono Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Strategy - PT Babada Wasaka Indonesia dan Bertravel Media

Suka jalan-jalan, menikmati kuliner, suka dengan suasana alam dan tata kota. Bekerja sebagai digital strategy di Pekanbaru, Riau. Kerja part time sebagai owner agency digital marketing yang membantu UMKM dan korporasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Untuk Kemenhub, Solusi Kemacetan adalah Ruas Jalan Berbayar ERP ala Singapura

31 Januari 2025   15:50 Diperbarui: 31 Januari 2025   15:50 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Berbayar atau ERP  (Sumber: Mediajakarta.com)

Kemacetan di kota-kota besar Indonesia sudah menjadi masalah klasik yang seolah tak ada habisnya. Setiap tahun, jumlah kendaraan pribadi terus bertambah, sementara infrastruktur jalan dan transportasi umum belum mampu mengimbanginya. Sebagai warga negara yang peduli, saya ingin menawarkan beberapa solusi inovatif kepada Kementerian Perhubungan Indonesia, salah satunya dengan menerapkan sistem jalan berbayar dan transportasi terintegrasi seperti yang sudah sukses dilakukan di Singapura.

Permasalahan yang terjadi di Singapura adalah ruang yang terbatas untuk membangun banyak jalan baru. Cara yang bisa Singapura lakukan dengan cara membatasi jumlah kendaran yang ada. Singapura membuat berbagai trobosan untuk mengatasi wilayah negara yang sempit tapi transportasi dalam negara tetap rapi dan teratur. 

Solusi yang Singapura lakukan diantaranya transportasi yang terintegrasi, pajak kendaraan, jalan berbayar dan juga transportasi umum yang lengkap dan memadai. Hasilnya, bisa kita lihat seperti sekarang ini.

Jalan bayar ini juga dikenal dengan ERP atau electronic road pricing. Penerapan jalan berbayar sebetulnya sudah sukses di terapkan di banyak negara seperti Inggris, Jerman, Swedia dan juga Singapura. 

Penerapan jalan berbayar ini bisa di berlakukan untuk kendaraan tertentu, waktu tertentu dan tarifnya juga bisa disesuaikan. 

Mengapa Kendaraan Pribadi Masih Jadi Pilihan Utama di Indonesia?

Di Indonesia, memiliki mobil atau motor sering dianggap sebagai simbol status sosial. Tidak heran, setiap tahun penjualan kendaraan terus meningkat. Kita tidak bisa melarang orang untuk membeli kendaraan, karena itu adalah hak mereka. Tapi, kita bisa mengatur bagaimana kendaraan tersebut berkontribusi pada perekonomian dan lingkungan.

Di Indonesia ada semacam konsep berpikir bahwa lebih baik punya mobil dibandingkan dengan punya rumah. Lebih baik punya mobil dibandingkan dengan punya tabungan atau rekening gendut, lebih baik punya mobil dibandingkan dengan punya portofolio saham dan investasi. Ya begitulah yang terjadi.

Oleh sebab itu, tidak heran jika jumlah mobil kota besar Indonesia sangat banyak jumlahnya. Ini merupakan potensi pendapatan pemerintah yang mesti dikelola dengan baik.

Selain pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun, ada satu ide lagi yang bisa diterapkan: jalan berbayar. Sistem ini sudah sukses di Singapura dan bisa menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan di Indonesia.

Bus di Singapura (Sumber: Changiairport.com)
Bus di Singapura (Sumber: Changiairport.com)

Apa Itu Jalan Berbayar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun