Mohon tunggu...
Har Sono
Har Sono Mohon Tunggu... -

hitam. dark. suka melamun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sunset With Sunrise (Album Kedua, sebuah novel)

7 Januari 2011   13:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini di antara sadar dan terlelap, aku dibangunkan oleh suara yang kukenal: LANDUNG.

Dia jongkok di sampingku. Dia sudah memakai kaos seragam kami, kaos warna putih dengan gambar tugu Teknik di bagian depan, topi robot buatan kami di hari pertama, tas serempang dari kardus dan tali raffia, juga name tag yang bertuliskan nama kelompok kami dan namanya.

Aku terperanjat kaget.

“Ada apa?” ucapku gugup melihatnya.

“Ada apa?” dia mengulang pertanyaanku sambil mengernyitkan kening.

“Iya, ada apa? Kamu mengapa jongkok di situ?”

Dia tersenyum kecil. “Ini sudah jam 6, Ren. Kau masih sadar kan bahwa hari ini adalah hari kedua OSPEK?”

Aku melihat ke jam dinding. Jam 6 lewat sepuluh menit.

“Mampus, jam 6. Kenapa tidak ada yang membangunkanku?” aku berdiri tergesa. Mondar-mandir bingung. Aku duduk, lalu berdiri lagi. Berulang-ulang aku menyibakkan rambut.

“Aku gag tega membangunkanmu. Kamu terlihat capek banget tadi.” Dia diam sesaat. Lanjutnya, “Trus, dari pada kamu mondar-mandir seperti itu, mending kamu siap-siap. Ganti baju trus kita berangkat.”

“Tidak mandi?” ucapku ngawur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun