“Kamu tidak ingin kan kakak-kakak angkatan kita di bagian ketertiban semakin mengerjai kita?”
Aku membenarkan ucapannya. OSPEK dimulai pukul 6 pagi. Setiap mahasiswa harus sudah tiba setidaknya 15 menit sebelum apel pagi. Dan kini aku sudah telat hampir 30 menit. Jika aku mandi, pasti akan telat lebih lama.
“Aziz mana?”
“Dia sudah berangkat sejak tadi. Kan dia beda kelompok ama kita.”
“Oh iya ya. Bari?”
“Dia juga beda kelompok, Ren. Kamu gag amnesia, kan?”
Aku mendengus kecil. Mengapa aku mendadak bego seperti ini.
Aku masuk kamar, menyambar kaos OSPEK yang tergelantung di belakang pintu. Kaos itu belum sempat dicuci dan kini harus dipakai lagi. Kemarin di hari pertama aku pulang jam 7 malam. Setelah itu harus kumpul lagi bersama kelompokku. Mana sempat mencuci baju dan harus siap kering jam 5 pagi.
Aku keluar kamar dan mendapati Landung duduk di sofa kamar tamu.
“Loh Ndung, kamu kok belum berangkat?” aku mengerutkan kening. Menyadari bahwa Landung juga belum berangkat padahal jam sudah menunjukkan angka 6 lewat 15 menit.
“Ya aku nungguin kamu,” ucapnya.