Pagi ini di antara sadar dan terlelap, aku dibangunkan oleh suara yang kukenal: LANDUNG.
Dia jongkok di sampingku. Dia sudah memakai kaos seragam kami, kaos warna putih dengan gambar tugu Teknik di bagian depan, topi robot buatan kami di hari pertama, tas serempang dari kardus dan tali raffia, juga name tag yang bertuliskan nama kelompok kami dan namanya.
Aku terperanjat kaget.
“Ada apa?” ucapku gugup melihatnya.
“Ada apa?” dia mengulang pertanyaanku sambil mengernyitkan kening.
“Iya, ada apa? Kamu mengapa jongkok di situ?”
Dia tersenyum kecil. “Ini sudah jam 6, Ren. Kau masih sadar kan bahwa hari ini adalah hari kedua OSPEK?”
Aku melihat ke jam dinding. Jam 6 lewat sepuluh menit.
“Mampus, jam 6. Kenapa tidak ada yang membangunkanku?” aku berdiri tergesa. Mondar-mandir bingung. Aku duduk, lalu berdiri lagi. Berulang-ulang aku menyibakkan rambut.
“Aku gag tega membangunkanmu. Kamu terlihat capek banget tadi.” Dia diam sesaat. Lanjutnya, “Trus, dari pada kamu mondar-mandir seperti itu, mending kamu siap-siap. Ganti baju trus kita berangkat.”
“Tidak mandi?” ucapku ngawur.