"Tebak-tebakan itu apapun gimiknya dan apapun kemasannya (buat gue) bukan stand-up comedy." --Ernest Prakasa, ketika mengomentari penampilan Yono Bakrie.
Komentar pertama Ernest Prakasa --yang mana malam itu mungkin jadi juri penggati untuk Pandji-- mengenai "tebak-tabakan" sebenarnya sudah dimulai saat mengomentari Dwik.
"Keren, bagus, tapi buat gue sayang gimik lu nutup (penampilan) pake tebak-tebakan malah menodai kecemerlangan lu malam ini," ujar Ernest.
Barulah saat row ketiga, Jerry dan Yono, komentar Ernest langsung menjelaskan apa yang disayangkan mengenai "tebak-tebakan" dan stand-up comedy.
Karena di sini, lanjut Ernest mengomnetari Yono, kita mencari stand-up comedian --kenapa?-- karena memang itu bukan bagian dari khasanahnya.
"Menurut gue kalau lu selipin (tebak-tebakan) apapun tekniknya, apapun kemasannya, apapun relevansinya itu cara gampang buat cari ketawa dari penonton itu bukan cara yang sportif," lanjutnya.
Intinya, masih menurut komentar Ernest, kalau mau mendapat ketawa penonton bikin materi yang bagus.
Sepanjang komentar tersebut, tiba-tiba suasan Usmar Ismail sepi. Penonton yang hadir di sana seakan perlu memerhatikan komentar juri kepada peserta
Asumsiku, karena penonton tahu, ada satu komika lain yang mengandalkan tebak-tebakan sebagai kekuatan utama bit-nya: Gautama!
Untungnya sebelum menutup semua komentar para juri, Hifdzi Khoir mencairkan suasana: Terima kasih, Yono dan Jerry, boleh dituntut Yono keluar. Gerrr!!!
***