Sejak ada Bunny di rumah, kami serasa punya anak kecil. Rumah tidak lagi sepi. Mungkin keinginanku punya adik sejak dulu, tersampaikan saat aku memiliki Bunny.
Walau dulu aku tidak suka dengan nama "Bunny" karena kelakuannya tidak sama seperti Bugs Bunny --yang kartun itu.Â
Bunny itu kelinci yang baik, tidak jahil. Tidak suka bercanda. Jika dipanggil, dia akan menghampiri.Â
Bunny juga tidak manja. Kalau sedang lapar dan tidak ada yang sedang memberinya makan, Bunny akan mencari sendiri ke dapur. Dia akan mengendus setiap kantong plastik yang ada. Kalau ada wortel di sana, Bunny akan mengambilnya, satu.
Oia, kalian tahu kalau kelinci juga suka makan bayam atau kangkung?
Sekali waktu Gomah sedang nyiangin daun bayam. Bunny memperhatikan saja di sebelah Gomah. Diam. Lalu, saat Gomah ke dapur, Bunny langsung naik ke tampah. Daun bayam yang sudah disiangin tadi dimakan Bunny.
Sejak saat itu kami tahu Bunny suka bayam. Dan malam itu, keluarga kami juga jadi tidak makan sayur bayam. :(((
***
Bunny seperti adikku. Setiap pagi, Bunny akan masuk kamar, naik ke tempat tidur, membangunkanku. Kakinya akan menekan-nekan perutku. Kalau masih tidak bangun, Bunny naik ke kepalaku! Literally, setiap pagi.
Jadi, sebagaimana kakak yang baik, aku akan membentaknya. Memintanya turun. Bunny lalu kabur dan balik lagi kalau aku masih tidur di kasur.
Oia, Bunny juga tidak pernah kencing atau buang air besar sembarangan. Kami mengajarinya untuk melakukan itu di kandangnya. Bunny kelinci yang baik. Makanya kami jadi mudah membersihkan kandangnya setiap pagi --dan malam sebelum dia tidur.