gopah ngebuka pidato pengukuhannya: ini musibah, bagi kita, bagi saya... innalillahiwainnailaihirojiun.
--- Kangmas Harry (@_HarRam) August 25, 2018
Sebelum menyelesaikan sambutannya, Gopah turun panggung dan mengambil sebuah amplop cokelat dari mejanya. Ia mengajak Pak Edi untuk turut serta naik ke panggung.
"Sebelum itu, saya mau memberikan kenangan-kenangan untuk Ketua RW," kata Gopah. "Mohon diterima amplop ini, Pak Toto, sampaikan pada Ketua RW, cukup simpan isi amplop ini. Tidak perlu diaplikasikan. Ini surat dari saya, khusus untuk Ketua RW."
Pak Toto menerima dan mereka berpelukan. Erat dan hangat. Aku sendiri tidak tahu apa isinya dan memang tidak ada yang tahu selain Gopah. Yang aku tahu hanyalah pada satu malam Gopah menulis tangan di sebuah kertas HVS. Sangat panjang dengan tulisan tangan yang khas.
Dan pada momen itu aku jadi ingat di mana Gopah menjabat sebagai Ketua RT untuk pertama kali. Di mana itu yang akhirnya membuat Gopah menjadi Ketua RT selama 4 periode ini.
***
Umurku baru 12 tahun. Seingatku, itu masa di mana aku akan mengikuti ujian kelulusan SD. Malam minggu. RT kami mengadakan pemilihan Ketua RT. Warga berkumpul di depan rumah. Satu blok ditutup. Dulu aku tidak tahu apa-apa selain acara makan-makan biasa.
Namun, bapak-bapak dan ibu-ibu yang lain ramai dengan urusan mereka. Aku dan teman-teman hanya duduk-duduk agak jauh di belakang. Malah condong di pinggir got. Malam makin larut. Warga bersorak. Gopah dikukuhkan sebagai Ketua RT baru.
Mereka memberi selamat kepada Gopah dan Gomah. Dan aku yang duduk-duduk di pinggir got diejek karena Gopah menjadi Ketua RT. Dulu, itu jabatan yang menjadi lucu-lucuan saja --dan sampai sekarang masih nampaknya. Saking berlebihannya aku diejek, aku sampai tercebur ke got. Malunya menjadi dobel: (1) karena Gopah terpilih sebagai Ketua RT dan (2) tercebur ke got.
Besoknya Pak Syafi'i, mantan Ketua RT, mengantarkan papan bertuliskan "Ketua RT 12/RW 14 - Kecamatan/Kelurahan Bojonggede, Bogor".