Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

(Bahaya) Demokrasi Kita sebagai Warga

26 Agustus 2018   03:21 Diperbarui: 17 Oktober 2021   04:19 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkatnya saja: Ketua RT memegang jabatan selama 5 (lima) tahun dan bisa menjabat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan, baik berturut-turut ataupun tidak. Tetapi, karena Ketua RT posisinya adalah mitra Pemerintah Desa dan dipilih berdasarkan musyawarah warga, sehingga bisa dicari solusi sendiri menurut hasil musyawarah tersebut.

Kembali pada pandangan Pak Haji Natsir, ia pun mengarah pada apa yang terlebih dulu disampaikan oleh Pak Edi: jika memang warga berkendak untuk Gopah meneruskan masa jabatannya, maka jalankan. Gopah maju ke depan. Meminjam mic dari Pak Syafi'i. Tanpa diminta, Gopah memotong. Begitulah Gopah.

Gopah menceritakan kalau sudah ada dua RT yang telah melakukan pemilihan dan ada regenerasi. RT 03 dan RT 08, itu anak muda yang sedikit tua jadi Ketua RT baru, kata Gopah.

"Demokrasi hanya berjalan kalau disertai rasa tanggung jawab. Tidak ada demokrasi tanpa tanggung jawab. Dan, demokrasi yang melewati batasnya dan meluap menjadi anarki akan menemui ajalnya dan digantikan sementara waktu oleh diktator."
Mohammad Hatta, Demokrasi Kita: Idealisme dan Realitas Serta Unsur yang memperkuatnya

Sepertinya baru saat-saat seperti ini warga tidak patuh terhadap "pemimpinnya". Semua menolak, bagaimanapun Gopah memberi alasan dan argumen. Tapi itu semua terjadi dengan cair. Penuh canda dan tawa. Tidak ada saling bersitegang.

Gopah, Pak Haji Natsir dan Pak Edi diminta turun dari panggung. Pak Syafi'i mengusulkan pandangan lain dari warga. Dua orang dipilih, Pak Fauzi --satu di antara beberapa nama yang pernah Gopah usulkan untuk meneruskan jabatan Ketua RT-- dan perwakilan dari Emak-emak. Pak Fauzi tidak banyak berbicara. Ia langsungkan pada poin terpentingnya.

"Sebenarnya Pak RT, kami memang tidak ada pilihan lain. Dan kalaupun benar Pak RT nanti dipromosikan menjadi Ketua RW, kami, saya khususnya, akan sangat senang. Karena kami percaya. Tapi, sebelum pemilihan Ketua RW berlangsung, biarlah Pak RT meneruskan jabatannya di sini. Nah, selama proses itu berjalan, biar kami-kami ini yang menyiapkan diri untuk kelak bisa meneruskan apa yang Pak RT pernah lakukan di sini," ucapnya dengan penuh yakin dan diikuti tepuk tangan.

Dan apa yang disampaikan oleh Ibu Wirawati yang mewakili suara Emak-emak tidak jauh berbeda dengan Pak Fauzi. Biarkan yang muda-muda ini berproses sambil Pak RT membimbing untuk bisa meneruskan.

Dan inilah hasil yang disepakati: Gopah kembali menjabat sebagai Ketua RT untuk periode ke-4 dan Gopah diberi kewenangan, hak prerogatif, untuk menunjuk satu orang warga untuk menggantikannya jika ia terpilih sebagai Ketua RW.

Di belakang panggung aku hanya bisa diam dan Gomah menggerutu entah apa.

Pada sambutan pertamanya setelah dikukuhkan, kalimat pembuka Gopah, "ini musibah, bagi kita, bagi saya... innalilahiwainailahhirojiun,"

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun