Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Karena Kita adalah Thukul (yang Masih) dalam Pelariannya

23 Januari 2017   12:50 Diperbarui: 6 Oktober 2021   20:55 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sembari nunggu pelem muale. baca! (dokumentasi pribadi)

11/

Selama Wiji Thukul masih bisa menulis dan membaca, maka saat itu ia tidak kesepian di tengah pelariannya. Asing, tentu saja.

Melihat pelarian Wiji Thukul pada masa itu, di mana pun itu, bagi saya adalah proses melihat rumah sebagai pusat kerinduan. Banyak sekali adegan di mana Wiji Thukul, dalam film itu, melihat fragmen-fragmen yang ia jumpai, selaiknya ia di rumah. 

Listrik yang setiap malam padam, tangisan anak kecil yang takul kegelapan, sampai pertemuannya dengan Udi – seseorang yang ingin gagal menjadi polisi.

Tanda-tanda semacam itu disajikan, saya kira, supaya kita bisa lebih memaknai seperti apa rumah dan  kepulangan itu? Kemudian adakah beda kita dengan Wiji Thukul (yang masih) dalam pelariannya?

Kedai Arab, 22 Januari 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun