Dua jam kemudian mereka selesai menonton film dan keluar dari Botani. Mereka masih punya rencana lain, namun Kamila masih memiliki urusan di Kampusnya.
"Alifah, ikutlah dengan ku ke kampus.
Cuma sebentar kok." Ucap Kamila.
"Boleh, aku juga mau lihat kampus mu. Aku mau lihat tempat sahabat ku menuntut ilmu." Jawab Alifah.
"Oke, ayo ikut aku. Kita lewat jalan belakang lebih dekat."
 Mereka berjalan melewati jalan alternatif yang tadi dilewati pula oleh Kamila saat menuju Botani. Jalan itu terdiri dari gang-gang dan rumah-rumah penduduk, jalannya sendiri berkelok-kelok namun di yakini oleh Kamila, bahwa ini jalan pintas tercepat untuk sampai di kampus nya. Mereka berbincang mengenai sejarah dan antropologi Indonesia. Nyata nya Alifah juga memiliki pengetahuan yang sama dengan Kamila, karena sering kali Alifah membaca buku-buku Kamila.
"Alifah, kamu tahu serat sastra gendhing yang di buat Sultan Agung?"
"Iya tahu, kenapa?" Tanya Alifah.
"Aku menemukan nya di perpustakaan, nanti sekalian kita baca bareng ya." Ajaknya.
"Wah, boleh banget."
"Oke, kalau begitu ayo cepat." Ujar Kamila yang semangat.
 Aku sangat menyukai mereka berdua, baru kali ini aku mengetahui kalau ada gadis-gadis muda yang membahas Sastra Gendhing di dalam obrolan nya. Jujur, kalau seandainya aku ada disana dan mendengar mereka membicarakan sebuah buku dari zaman Mataram, sudah pasti aku akan langsung masuk dan bergabung dengan obrolan mereka, kenal ataupun tidak aku dengannya, aku pasti sangat excited!