Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesetiaan

3 November 2024   07:23 Diperbarui: 3 November 2024   07:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya percaya hampir semua orang pernah menghadiri sebuah acara pernikahan. Bagi umat Kristen momen yang paling ditunggu-tunggu dalam ibadah pernikahan adalah ketika calon sepasang suami istri mengucapkan janji.

 

Isi Janji Pernikahan: 

"Saya mengambil engkau menjadi istri/suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."

 

Kalau semua pasangan suami istri menepati janji yang telah dia ucapkan tersebut,  di dunia ini pasti tidak  ada yang namanya perceraian. Namun seperti kita lihat, perceraian terjadi dimana-mana, tidak saja orang-orang non Kristen, orang-orang Kristen pun sekarang ini banyak yang mengalami perceraian. 

 

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui bahwa pada tahun 2023, jumlah perceraian di Indonesia berada di angka 460 ribu. Meskipun turun dibanding tahun sebelumnya, tapi tetap saja tren kenaikan ini patut diwaspadai. Hal ini penting mengingat jika ditarik sejak tahun 2015, angka perceraian di Indonesia masih berada di 340 ribu kasus. Rekor tertinggi perceraian ada di tahun 2022, di mana di tahun tersebut jumlahnya mencapai 500 ribu kasus.

 

Sementara jika dilihat dari provinsinya, wilayah dengan jumlah kasus perceraian tertinggi di tanah air ada di Jawa Barat. Provinsi dengan ibu kota Bandung ini mencatatkan 102,2 ribu kasus perceraian sepanjang 2023. Pada posisi kedua, terdapat Jawa Timur dengan jumlah perceraian mencapai 88,2 kasus.

 

Urutan 5 besar masih didominasi oleh provinsi di area Pulau Jawa. Pada urutan nomor tiga, Jawa Tengah menduduki dengan jumlah 76,3 ribu kasus perceraian, disusul Sumatera Utara dengan 18,2 ribu kasus perceraian pada tahun tersebut. DKI Jakarta menduduki peringkat kelima, karena memiliki 17,2 ribu kasus perceraian.

 

Satu-satunya provinsi di luar wilayah Indonesia bagian barat yang masuk jajaran 10 besar adalah Sulawesi Selatan. Provinsi ini tercatat berada di posisi nomor 8, dengan jumlah 14,6 ribu kasis perceraian di tahun 2023 ini. Angka di Sulawesi Selatan hanya unggul tipis atas angka di Riau, yang memiliki 10,1 ribu kasus perceraian.

 

*Penyebab Perceraian*

Tentu banyak penyebab terjadinya perceraian tersebut. Umumnya penyulut dari perceraian semula dari adanya percekeokan yang tak kunjung terselesaikan, baik itu masalah ekonomi atau keuangan, masalah komunikasi, masalah anak sampai pada masalah tempat tidur.

 

Tidak dapat dipungkiri jumlah pengangguran dari tahun ketahun semakin meningkat, sementara jumlah lapangan pekerjaan yang  tersedia semakin berkurang, maka tidak heran jika PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terjadi dimana-mana.

 

Kemajuan tehnologi digitalisasi akhir-akhir ini tak dapat disingkal sebagai biang keladi. Banyak tenaga kerja yang semula dikerjakan oleh manusia sekarang digantikan oleh alat canggih baik itu berupa computer atau alat media lainnya. Menjamur Hand Phone (Hp) yang kita pegang secara tidak langsung telah membunuh mata pencaharian banyak orang. Tidak sedikit sector industry dan jasa yang gulung tikar. Sebut saja industry percetakan, media cetak (koran, majalah, bulletin), fotografer, industry pertelevisian, warung telekomunikasi (wartel) dan lain sebagainya.

 

Sudah barang tentu kondisi seperti ini menyebabkan menurunnya pendapatan rumah tangga yang pada akhirnya jika semua tidak dapat diselesaikannya, maka sudah pasti akan menyulut adanya ketegangan, kericuhan puncaknya peercekcokan dan perceraian.

 

Karena susahnya mencari pekerjaan maka tidaklah heran jika banyak orang bekerja mati-matian, tidak kenal Lelah, tidak kenal waktu yang penting bisa mendapatkan uang. Jam 4 pagi sudah bangun dan segera berangkat bekerja belum bisa menyapa anak dan tidak bisa berkomunikasi dengan istri. Sementara pulangnya sudah larut malam, tidak bisa lagi menyapa anak.

 

Kurangnya komunikasi kepala keluarga dengan anak istri seringkali menimbulkan perselisihan dan jika perselisihan ini berlarut larut maka ini pertanda perceraian sudah diambang pintu. Pintu kehancuran rumah tangga sudah menganga.

 

Jika komunikasi sudah tidak bisa dibangun dengan baik bisa dibayangkan bagaimana kehidupan atau keintiman seksualnya pasti akan semakin merenggang dan memburuk. Istri sudah tidak lagi mendapatkan kasih sayang, dan tidak mendapatkan perhatian. Inilah pintu masukmya akar atau benih-benih perceraian. Ini keadaan yang kita alami sekarang ini.

 

*Dasar Pernikahan*:

Selama kita masih hidup tidak mungkin kita bisa lepas dari permasalahan, apalagi Ketika kita sudah berumah tangga. Waktu kita sendiri saja kita sudah banyak menemui permasalahan,  apalagi kalau sudah berumah tangga dan mempunyai anak, sudah dipastikan permasalahan tersebut akan bertambah pula.

 

Mah jika demikian, yang menjadi pertanyaan  sekarang adalah dasar apa yang kita jalankan Ketika kita masuk dalam pernikahan. Biasanya Ketika memilih pasangan hidup yang pertama kali kita pilih atau kita lihat adalah fisiknya atau parasnya, yang laki-laki tentunya pilih yang cantik, sedangkan yang perempuan pilih yang ganteng.  Syarat lainnya adalah pasangan kita harus baik, pandai menyenangkan, mencintai dan syukur-syukur orang kaya atau orang mampu, Ini dasar yang umumnya dipakai oleh seseorang dalam menjalankan mahligai hidup pernikahan.

 

*Kesetiaan Tuhan*

Jika pertanyaan dilontarkan kepada kita, apakah dasar pernikahan yang disebutkan diatas salah? Memang secara umum tidak salah. Tetapi kalau pernikahan hanya didasari oleh kasih manusia, pasti kita akan kecewa. Karena di dunia ini tidak ada yang kekal. Kegantengan atau kecantikan seseorang lambat laun akan hilang sejalan dengan bertambahnya umur. Rejeki atau beerkat tidak selamanya akan berpihak kepada kita. Hari ini kita bisa punya duit banyak, tapi tidak tahu apakah besok uang kita masih ada, bisa saja seketika itu juga harta kekayaan kita ludes oleh bencana kebakaran, banjir, gempa bumi atau bencana lainnya.

 

Kita tahu sifat manusia itu sering berubah. Waktu kita masih berpacaran semua terasa indah, kita beranggapan pasangan kita paling baik di dunia, terasa tidak ada kekurangan dan cacatnya. Ketika perkawinan berjalan satu dua tahun masih terasa indah, tetapi setelah itu ketahuan boroknya, baik dari pihak suami atau istri. 

 

Kesimpulannya dunia atau manusia tidak dapat diandalkan. Kesetiaan manusia hanya sementara, Adapun kesetiaan Tuhan itu kekal selamanya. Boleh saya bagi kesetiaan Tuhan itu ada 2 macam yaitu kesetiaan universal atau kesetiaan umum. Tuhan memberikan panas, Tuhan memberikan hujan. Tuhan memberikan udara itu adalah bukti kesetiaan Tuhan secara universal.

 

Sekarang apa yang dimaksud dengan  kesetiaan Tuhan secara Special (Khusus). Kesetiaan khusus hanya diberikan kepada umat pilihan. Dalam Per.anjian Lama dengan jelas menunjukkan kesetiaanNya kepada bangsa Usrael yaitu Ketika Tuhan memberikan kesepuluh tulah yang ditimpakan kepada raja Fiaun yaitu Air Menjadi Darah, Katak-katak merayap hingga masuk ke kamar raja, Nyamuk-nyamuk hinggap pada manusia hingga binatang, Seluruh kerajaan Firaun dipenuhi dengan lalat pikat, Penyakit sampar meniumpa pada ternak, Debu meliputi seluruh tanah Mesir dan seluruh bangsa Mesir sulit bernafas, Hujan es yang dahsyat beserta api yang berkilat-kilat, Belalang menutupi seluruh bumi Gelap gulita selama 3 hari, Tiap anak-anak sulung di tanah Mesir akan mati. 

 

Kemudian bukti kedua kesetiaan Tuhan secara special yaitu Ketika Orang-orang Israel dapat menyeberangi dan melewati laut dengan selamat, sementara seluruh tentara kerajaan Mesir mati tenggelam. Bukti berikutnya adalah, Orang-Orang Israel di pelihara selama 40 tahun ditengah belantara. Sementaara itu dalam Perjanjian Baru Yesus memberi makan 50 orang, Kesetiaan Tuhan yang paling nyata yaitu Ketika Yesus rela menyerahkan nyawaNya diatas kayu salib

  •  

*Setia adalah Karakter Allah*

Kesetiaan adalah bagian tabiat Allah. Ada dalam Alkitab,"Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan" (Mazmur 33:4). "Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5b). 

 

Keselamatan dijanjikan kepada orang yang setia. Ada dalam Alkitab, "Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat" (Matius 10:22). 

 

Tuhan sedang mencari hamba-hamba yang setia dan dapat dipercaya. Ada dalam Alkitab,"Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya. Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang" (Matius 24:45).

 

Allah menjanjikan kekuatan untuk menjadi setia sampai mati. Ada dalam Alkitab,"Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan" (Wahyu 2:10). 

 

*KESIMPULAN*

Bagaimana menimbulkan kesetiaan pada Tuhan? Caranya mudah, ingat ulangan 31 ayat 6 yang berbunyi"kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" karena Dialah jalan , kebenaran dan hidup. Jikalau kita bisa percaya pada janji ini maka kesetiaan kita pada Tuhan bisa timbul dalam hati dan kehidupan kita. Setelah kita setia pada Tuhan maka kita juga bisa setia pada manusia seperti Tuhan meminta kita untuk mengasihi sesama dan jangan membalas kejahatan dengan kejahatan serta menjadikan mereka saudara-saudara kita. Jika kita ingin menjadi sahabat yang setia bagi orang lain ingatlah akan Amsal 17:17 "seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran". 

 

Tuhan sngat memperhatikan kepada orang-orang yang setia; Seperti yang tertulis dalam Markus 8:1-3 dikatakan "Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata. Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh. Inilah upah kepada orang-orang setia pada Tuhan. Tuhan tidak pernah membiarkan mereka. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun