Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesetiaan

3 November 2024   07:23 Diperbarui: 3 November 2024   07:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah barang tentu kondisi seperti ini menyebabkan menurunnya pendapatan rumah tangga yang pada akhirnya jika semua tidak dapat diselesaikannya, maka sudah pasti akan menyulut adanya ketegangan, kericuhan puncaknya peercekcokan dan perceraian.

 

Karena susahnya mencari pekerjaan maka tidaklah heran jika banyak orang bekerja mati-matian, tidak kenal Lelah, tidak kenal waktu yang penting bisa mendapatkan uang. Jam 4 pagi sudah bangun dan segera berangkat bekerja belum bisa menyapa anak dan tidak bisa berkomunikasi dengan istri. Sementara pulangnya sudah larut malam, tidak bisa lagi menyapa anak.

 

Kurangnya komunikasi kepala keluarga dengan anak istri seringkali menimbulkan perselisihan dan jika perselisihan ini berlarut larut maka ini pertanda perceraian sudah diambang pintu. Pintu kehancuran rumah tangga sudah menganga.

 

Jika komunikasi sudah tidak bisa dibangun dengan baik bisa dibayangkan bagaimana kehidupan atau keintiman seksualnya pasti akan semakin merenggang dan memburuk. Istri sudah tidak lagi mendapatkan kasih sayang, dan tidak mendapatkan perhatian. Inilah pintu masukmya akar atau benih-benih perceraian. Ini keadaan yang kita alami sekarang ini.

 

*Dasar Pernikahan*:

Selama kita masih hidup tidak mungkin kita bisa lepas dari permasalahan, apalagi Ketika kita sudah berumah tangga. Waktu kita sendiri saja kita sudah banyak menemui permasalahan,  apalagi kalau sudah berumah tangga dan mempunyai anak, sudah dipastikan permasalahan tersebut akan bertambah pula.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun