"Alhamdulillah Mas, sehat!" jawab Pak Ali sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.
"Mas Hari mau minum apa? Kopi, teh, atau apa?" tawar Pak Ali.
"Kopi boleh, Pak tetapi pahit tanpa gula ya kalau bisa," pintaku.
"Oke Mas, tunggu ya." Pak Ali menjawab sambil masuk ke dalam.
Tak lama kemudian, keluarlah Pak Ali dengan nampan berisi dua cangkir kopi dan singkong rebus dalam piring. Hidangan sederhana menemani diskusi dan sharing kami pagi itu.
"Keluarga sehat-sehat, Mas?" tanya Pak Ali kepadaku sambil duduk ke atas sofa yang ada di ruang tamu.
"Keluarga sehat semua, Pak, bersyukur semuanya baik-baik," jawabku sambil mendinginkan kopi yang masih panas dalam cangkir.
"Mas tadi dari rumah langsung ke sini?" tanya Pak Ali.
"Oh tadi sekalian anter keponakan ke stasiun kereta, dia mau naik KRL," jawabku ke Pak Ali, seraya tanganku mengambil singkong rebus yang menggoda di atas piring.
"Mas Hari tahu tidak? Saya ini tukang ojek yang mengantar orang pulang ke rumah." Pak Ali bertanya sambil menatap tajam ke arahku, tatapannya serius dan tanpa senyum khasnya.
"Maksudnya bagaimana, Pak Ali?" tanyaku balik. Ada perasaan heran, bingung dan penasaran dengan maksud pertanyaan Pak Ali. Pengalamanku selama ini bersama Pak Ali, setiap pembicaraan bisa menjadi awal sharing atau diskusi kehidupan dan spiritual. Itulah mengapa aku siap-siap dengan kejutan selanjutnya.