Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Bankir - Menulis Untuk Berbagi

Berbagi pemikiran lewat tulisan. Bertukar pengetahuan dengan tulisan. Mengurangi lisan menambah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Membaca Arah Sistem Pembayaran di Masa Depan

27 November 2024   22:58 Diperbarui: 28 November 2024   19:18 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan Rupiah Digital masih berlanjut. Itu menandakan bahwa Bank Indonesia (BI) terus mempersiapkan mata uang nir-fisik tersebut agar kelak bisa difungsikan sebagai alat pembayaran yang merakyat. 

Sebagaimana, uang berbentuk kertas dan logam yang telah lama digunakan. Langkah dimaksud telah tercatat dalam Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2030 yang baru dirilis BI.

Arah Masa Depan

Rancangan sistem pembayaran masa depan yang dikeluarkan bank sentral semakin menguatkan aspek digitalisasi, yang memang sudah dikembangkan sekian tahun ini. Bagaimanapun, pemanfaatan teknologi sudah melekat dalam keseharian bertransaksi. Penggunannya semakin inklusif atau merasuk ke segala kelas masyarakat dan beragam aktivitas ekonomi.

Indikatornya dapat dilihat dari berbagai data BI, diantaranya transaksi digital nasional yang melonjak hingga 14 kali lipat dalam 2 tahun terakhir. Volume transaksi ritel melalui kanal aplikasi mobile atau internet juga melonjak hingga 277 persen dalam waktu 5 tahun.

Selain pengembangan mata uang digital, penguatan infrastruktur sistem pembayaran juga menjadi perhatian dalam rencana bank sentral. Bentuknya diantaranya adalah penguatan stabilitas dan kapabilitas BI-FAST yang diprediksi akan melonjak penggunaannya.

Keberadaan BI-FAST dapat memfasilitasi transaksi ritel yang banyak dilakukan masyarakat. Sejak peluncuraanya, BI mencatat telah terakumulasi transaksi BI-FAST sebesar Rp5.370T. Kecepatan, kemudahan, dan biaya yang murah menjadi daya tarik bagi masyarakat. Teknologi tersebut menjanjikan efisiensi transaksi yang memang menjadi tuntutan masa depan.

Selain itu, penguatan infrastruktur data menjadi perhatian bank sentral. Dalam era digital, data memang memiliki peran yang sangat strategis. Termasuk dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital, aktivitas sistem pembayaran menghasilkan data yang berharga untuk penyusunan kebijakan. Bagaimanapun, kelengkapan data dapat mendukung produk kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi aktual. Kesesuaian kebijakan dengan kebutuhan merupakan faktor penting dalam penegakan kebijakan itu, sekaligus menjadi tolok ukur efektivitasnya suatu kebijakan.

Seiring dengan penguatan infrastruktur BI-FAST dan pemanfaatan data, infrastruktur interkoneksi sistem pembayaran antar negara terus diperluas. Sebagaimana telah dikembangkan BI dalam beberapa tahun terakhir, kerjasama QRIS antarnegara akan dilanjutkan. 

Tidak hanya itu, konektivitas pembayaran juga akan diterapkan untuk penggunaan BI-FAST dan RTGS atau transfer dalam nominal besar. Saat ini, bank sentral telah memetakan negara-negara yang telah siap untuk membangun konektivitas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun