Mohon tunggu...
Hari Widiyanto
Hari Widiyanto Mohon Tunggu... -

Suka menulis fiksi dan non fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dian Tak Kunjung Padam

23 Juni 2017   10:06 Diperbarui: 23 Juni 2017   13:41 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Setuju," kata Veta sang menejer iklan.

"Dari pada kita kehilangan pengiklan yang strategis. Kita lebih baik pecat saja si Arman yang thengil dan yang sok idealis itu. Pemecatan Arman sangat sesuai dengan garis kebijakan pemilik koran ini yang semata-mata bisnis."

"Setuju," kata Veta lagi.

"Seharusnya kamu sebagai Pemred harus mengeluarkan fungsinya sebagai chiefeditor,  sehingga berita yang semacam itu tidak muncul pada edisi kemaren," kata pemimpin umum.

"Apa bapak sebagai pemimpin umum tidak turut andil atas munculnya berita yang ditulis oleh Arman kemaren itu? Bukankah bapak yang sebetulnya yang paling chiefeditor dibanding saya? Saya tidak akan menyalahkan editor desk ekonomi pertanian, karena saya turut andil munculnya berita itu. Saya rasa tak ada yang salah dengan munculnya berita itu. Arman sudah mewartakan yang sebenarnya. Demikian juga editor desk ekonomi pertanian, dia sudah bekerja sesuai dengan porsinya.

 "Okelah kalau begitu. Kalau Arman dipaksa mengundurkan diri, aku juga mengharapkan dipaksa mengundurkan diri. Asal bapak tahu, koran ini tirasnya memuncaki tiras koran lokal lainnya yang terbit di kota ini karena beritanya sangat faktual dan berimbang. Sangat sesuai dengan kaidah jurnalistik. Karena itu, koran ini banyak pengiklanya. Kenapa bapak takut kehilangan satu pengiklan? Bapak tidak usah takut, bapak tidak usah iklan phobia."

"Tidak Dar, keputusanku sudah bulat."

"Saya sanggup membinanya Pak. Darah mudanya memang butuh mentoring agar bisa bekerjasama dengan tim kita."

"Tidak Dar."

Arman memang akhirnya dipecat secara halus. Dia dipindah ke bagian sirkulasi, bagian yang sama sekali bukan passion-nya. Ketika kuberitahu dipindah ke bagian sirkulasi, di wajahnya tidak terbersit rasa kecewa. Dia hanya cengengesan. Arman langsung mengundurkan diri. Dengan demikian perusahaan tidak perlu repot-repot memberikan pesangon.

Tak kusangka sama sekali, berbarengan dipecatnya Arman dan mundurnya aku, ternyata semua awak redaksi koran BoledsariPos mundur semua. Beberapa hari ini jadi tidak terbit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun