Mohon tunggu...
hardy baslon
hardy baslon Mohon Tunggu... Freelancer - Telling the truth is a revolutionary act - Proletar Bebas

writing a reason is a powerful way to make your mind free - menulisnalar.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wacana Pemekaran DOB dan Kegelisahan Orang Papua

10 Maret 2022   08:10 Diperbarui: 10 Maret 2022   08:34 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hemat saya, kita juga masih memiliki peluang untuk menangkal dehumanisasi di balik giatnya aktivitas kapitalisme; asalkan kita terus melatih diri untuk menalar secara kritis atas berbagai bentuk realitas hidup yang secara kasat mata tampak sebagai hal yang baik-baik saja. Dengan demikian, kita tidak lagi terjebak pada hal-hal sepeleh, dan mampu melampaui apa yang dipandang baik, penting, dan berguna bagi kemanusiaan. Jangan sampai “kita lebih mudah membayangkan akhir dari kehidupan di dunia ini, tetapi kita tidak pernah berpikir tentang akhir dari kapitalisme” – Slavoj Zizek.

Membaca secara kritis wacana pemekaran sebagai usaha pemerintah untuk melakukan pemerataan pembangunan adalah cara untuk mewaraskan nalar. Kegagalan mewaraskan nalar akan berakibat pada kegagalan dan kesalahan mempersepsi semua hal yang tampak. Seperti kampanye pembangunan yang tanpa dibaca secara kritis akan terkesan menggiurkan dan punya manfaat tanpa dampak negatifnya. Akan tetapi, ketika kita membacanya secara ktritis, kita akan menemukan banyak kejanggalan dan ketimpangan sosial sebagai akibat dari pembangunan itu sendiri.  Pada akhirnya, melalui tulisan ini, kita sampai pada sebuah pemahaman dan kesadaran baru tentang adanya sisi lain dari kejahatan negara dalam hubungannya dengan akumulasi modal sebagai tujuan dari pembangunan.

Di akhir tulisan ini, saya perlu mengaris-bawahi bahwa saya tidak sedang berpretensi untuk menyatakan diri sebagai orang yang anti-pembangunan, tetapi saya anti terhadap cara kerja pembangunan yang selalu berdampak pada dehumanisasi. Seperti kata Ariel Heryanto dalam ‘The Development of “Development” (1988), ‘pembangunan’ itu bahasa semantik yang mengandung hegemoni dalam hal pemahaman dan praktiknya. Ibarat ungkapan ‘matahari selalu terbit di timur’, yang sudah dianggap sebagai kebenaran tunggal, masyarakat lalu lupa bahwa faktanya adalah bumi yang berotasi.

Kita pada umumnya selalu gagal dalam memahami secara kritis berbagai dinamika bahasa yang biasa dipakai sebagai alasan kemanusiaan. Padahal di balik penggunaan kata itu terkandung sejumlah potensi eksploitasi, marginalisasi, alienasi, subordinasi, dan berbagai ketimpangan sosial lainnya. Semakin kita tidak kritis, semakin besar peluang terjadinya proses dehumanisasi di depan mata kita. Bahkan, tanpa disadari, kita adalah subjek yang turut berkontribusi dalam menindas bahkan mematikan kemanusiaan di balik semua hal yang tampak baik-baik saja.


Referensi

Aspinall, E. (2013) “The Triumph of Capital? Class Politics and Indonesian Democratisation”, Journal of Contemporary Asia.

Heryanto A. (1988) “The Development of ‘Developemnt’”, Indonesia 46.

Shin, Y. H. (1991) “The Role of Elites in Creating Capitalist Hegemony in Post-Oil Boom Indonesia”, Indonesia Special Issue.

Robinson, R. (2009) Indonesia: The Rise of Capital, Equinox Publishing

https://www.voaindonesia.com/a/pro-kontra-pemekaran-wilayah-provinsi-papua-selatan/5154856.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun