Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Aksara Mimpi || Bab 4 Skizofrenia Paranoid

8 Oktober 2023   13:07 Diperbarui: 8 Oktober 2023   13:42 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

            Menjelang sore, Rena didatangi oleh seorang perempuan berumur tak lebih dari empat puluh tahun. Dia lah dr. Ayu Parameswari, Sp.Kj, psikiater yang akan memvonis Rena. Dokter ahli kejiawaan itu dengan tenang mengajak Rena berdiskusi selayaknya seorang sahabat. Sungguh-sungguh ia perhatikan segala bentuk body gesture yang ditunjukkan oleh pasien yang tengah duduk di atas ranjang tepat di sampingnya duduk.

            Terbata-bata Rena menceritakan detail kejadian yang menimpanya selama berada di Bandung hingga berujung melompat dari wahana bermain. Dokter berkulit seputih patung Yunani itu juga menggali informasi seputar masa lalu gadis SMA itu. Saat menceritakan masa lalunya, gadis berwajah melayu itu tampak tertekan, seperti enggan berkisah. Ujung-ujungnya gadis itu hanya berkata, "Semua orang jahat, Bu!" ujarnya, lalu tak ada lagi yang ia ucapkan. Gadis itu mendadak bisu dan tuli, sedang matanya tertuju ke luar jendela. Namun, ketika dokter jiwa itu menelusuri arah pandang gadis bertubuh ringkih itu, ia hanya menemukan deretan pohon yang rindang.

            "Salvat, ada di sana, Bu!" tunjuk Rena. Namun, lagi-lagi yang terlihat hanyalah deretan pohon ketapang. Ayu-- nama panggilan dokter kejiwaan, menarik nafas sepelan mungkin. Mendadak ia merasa iba dengan anak SMA yang tengah memandang ke luar jendela itu, "Seumur hidup kau harus meminum obat, Nak!" ujarnya pelan.

 ***

Nida menemui dr. Ayu di ruang kerjanya. Kemudian setelah berbincang-bincang tentang masa lalu dan keseharian seorang Rena, dokter ahli kejiwaan itu pun menunjukkan kuasanya melalui sebuah vonis.

"Dari cara bicara yang kacau, mata yang kosong, serta ilusi yang mendorongnya melakukan hal-hal di luar nalar, saya memutuskan anak Ibu menderita Skizofrenia Paranoid ...." dr. Ayu menatap penuh wajah perempuan yang duduk di hadapannya, hanya terhalang meja. Sedikit ia temukan raut keterkejutan di wajah perempuan cantik itu. Ya, meski hanya sekilas, sisanya dengan lekas perempuan itu dapat menguasainya kembali. Bersikap setenang mungkin.

"Skizofrenia Paranoid adalah penyakit yang menyerang otak...,"

"Rena harus rutin minum obat seumur hidupnya, jangan sekalipun terlewat. Selain itu saya harap putri Ibu rutin berkonsultasi ke psikolog, lebih bagus lagi ke seorang psikiater." Tutup dr. Ayu.

***

            Nida mendorong ke luar sebuah kursi roda yang diduduki oleh putrinya. Mereka akan bergerak menuju mobil yang telah terparkir tepat di pintu ke luar rumah sakit. Tiba-tiba  Rena menggapai tangan ibunya, membuat perempuan yang telah melahirkannya itu menghentikan lajunya, untuk kemudian berjongkok di hadapan Rena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun