"Tolong! Seseorang tolong ibuku!"
"Seseorang tolong aku!"
**
"Bayi anda telah meninggal sekitar satu jam yang lalu. Dehidrasi dan kelelahan menangis penyebabnya!" jelas seorang pria berjas putih di hadapan laki-laki yang mengaku sebagai ayahku.
Aku dapat mendengarkan percakapan mereka, tapi anehnya aku tak merasakan lapar dan haus lagi. "Ahh, ibu. Di mana ibu? Aku ingin bersama ibu?"
Kudapati ibu sedang menangis putus asa di ujung lorong. Laki-laki yang mengaku sebagai ayahku itu datang menghampiri ibu. Matanya merah, wajahnya pun merah. Jelas sudah ia menahan marah.
Ahh, ibuku yang malang. Harus menghadapi semuanya sendirian.
"Ibu, lihat aku di sini. Di sebelah kanan bahumu," pintaku. Namun, ibu tak mendengarnya. Pun tak juga menyadari kehadiranku.
*
Di suatu malam yang dingin. Seorang perempuan muda terbaring di atas lantai marmer. Matanya melotot, tubuhnya kaku tak bergerak. Adapun dalam dekapannya terdapat sepasang sepatu bayi.
Dari kejauhan orang-orang mulai berbisik. Dari yang hanya sekedar embusan menjadi obrolan panjang di warung kopi dan tukang sayur langganan.