"Ayo, lanjutkan saja. Aku akan membunuhmu sebelum memenggal kepala Author!" lantang suara Igle. Adu pedang pun dimulai kembali. Meski Nyonya Dhi berteriak-teriak histeris untuk menghentikan keduanya.
"Crang! Crang!"
"Kau pikir mudah menjadi diriku, yang harus kehilangan kekasihku hanya karena ambisi si author?" pekik Igle, pedangnya berhasil mengenai pelipis lawannya.
"Uh, bukankah kau menikmati peranmu sebagai penghancur? Toh, kalian memang tak akan pernah bisa bersatu. Ingat, orang tua kalian sama-sama menentang."
"Bangsat, aku bahkan telah membunuh orang tua tak tahu diuntung itu!"
Mendengar pengakuan Igle, jelas saja membuat Nyonya Dhi bagai tersambar petir. Bagaimana mungkin karakter ciptaannya bisa lepas kendali seperti ini?
Bersamaan dengan itu, lawannya yang tak menyangka dengan kelakuan Igle, rupanya sempat tercengang sejenak, hingga kekuatannya melemah dan akhirnya jatuh tersungkur. Karena kakinya kena sabetan pedang.
"Aww!"
"Hahaha, sekarang giliranmu, wahai Author."
"Clash!"
"Bruuuk!"