Mohon tunggu...
Hamid Ramli
Hamid Ramli Mohon Tunggu... lainnya -

Aktivis Lingkungan ingin berkiprah di bidang politik lokal agar kelestarian lingkungan tetap terjaga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Membakar Ganja Menabur Palawija

29 April 2016   13:07 Diperbarui: 29 April 2016   17:04 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana dengan penghasilan mereka sekarang? Kelompok tani pada 2007 ini menanam 9000 pohon durian dengan kedele sebagai tanaman tumpang sari.  Pada panen serentak kedelai awal tahun 2008, dari 50 hektare lahan yang ditanami tumpang sari kedelai ini, menghasilkan hampir 20 ton kedelai. Harga jualnya sekitar Rp.7.500/Kg. Ini tentu saja sangat menyenangkan dan memberi semangat baru bagi warga yang telah menyadari akan kekeliruan mereka selama ini yang berprofesi sebagai petani ganja.

Kalau tentang durian, mari kita menghitungnya sendiri. Tarulah jika satu pohon durian pada musim panen terburuk berkisar 40-50 buah per pohon per tahun. Padahal normalnya rata-rata per pohon menghasilkan hingga seratus buah. Harga paling murah Rp 5.000. Dengan demikian, satu pohon durian menghasilkan minimal Rp 250 ribu per tahun, dkalikan 9 ribu pohon. Wow…..!

 Dengan penghasilan sebesar itu, dapat dipastikan bahwa  keinginan Fitriadi dkk untuk menanam ganja telah sirna dari hati dan pikiran mereka. Sayangnya, program yang mulai diinisiasi pada 2007 itu di era Wagub Muhammad Nazar, tidak dikembangkan secara maksimal. Mestinya dalam tempo hampir sepuluh tahun ini sudah ribuan Fitriadi lain yang berhasil digandakan di Aceh. Akan tetapi Mualem yang menggantikan M Nazar lebih fokus mengurusi politik bersama Partai Aceh bentukannya. Padahal sejatinya, politik itu memiliki tujuan mulia, yaitu untuk mensejahterakan rakyat, bukan hanya mensejahterakan pengurus parpol dan kroni-kroninya saja. [dari berbagai sumber].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun