Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sang Pelopor Obor Allah di Asia, John Sung Namanya

27 Mei 2024   22:00 Diperbarui: 27 Mei 2024   22:10 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi John Sung, dialah "obor" Allah di Asia. (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Awalnya, sang ayah tidak menyetujui karena mereka tak memiliki biaya perjalanan untuk berangkat ke Amerika.

Oleh kasih karunia Tuhan, ia mendapat bantuan dari beberapa saudara seiman yang rindu membantunya agar ia dapat meraih impiannya.

Rencana keberangkatannya ke Amerika mendapat banyak tantangan. Mulai dari orangtua yang tidak memiliki biaya sampai kesehatan matanya yang tidak memungkinkan. Namun, Tuhan menyingkirkan semua itu.

Sejak bertobat, ia hanya mengandalkan doa untuk menghadapi kesulitan yang dihadapinya. Hebatnya, semua rintangan dan tantangan dapat menyingkir dengan cepat.

Pada tanggal 2 Maret 1920, walau dengan berat hati ia harus berangkat ke Amerika dan meninggalkan orangtuanya tercinta demi meraih impiannya untuk melanjutkan studi. Di kapal yang ditumpanginya hanya ia sendiri yang beragama Kristen.

Karena itu, ia sering mendapat kesulitan. Sekalipun pedih, tetapi ia tetap sabar dan tabah.

John tahu bahwa ia memiliki Allah yang berkuasa sehingga tantangan akan selalu menyertainya untuk menguji kesetiaannya kepada Tuhan.

Ketika kapal merapat di dermaga, John berpikir bahwa kesulitan yang ia alami selama dalam pelayaran akan segera berakhir. Namun, dugaannya sangat keliru.

la bahkan mengalami kesulitan di luar dugaannya. Setelah terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Wesley, ternyata beasiswa yang diterimanya tidak seperti yang dijanjikan sewaktu ia masih berada di Tiongkok.

John dan teman-temannya hanya menerima dana yang cukup untuk membayar uang kuliah. Janji untuk mendapatkan makanan dan akomodasi ternyata tidak ada.

John sangat kecewa sebab uang yang ada di sakunya hanyalah Rp. 60.000,00. Kali ini, imannya betul-betul diuji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun