Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Ada Negara Maju dan Negara Miskin?

9 Agustus 2019   15:17 Diperbarui: 9 Agustus 2019   15:20 4094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara-negara Selatan pada umumnya miskin dan terbelakang itu merupakan negara-negara bekas jajahan Barat. Mereka mewarisi struktur politik, ekonomi, dan sosial yang dibuat oleh negara-negara penjajahnya.

Kemiskinan dan keterbelakangan yang mereka alami tidak lepas dari kebijakan ekonomi dan politik yang dibuat oleh negara-negara penjajah.  Para penjajah mengeruk kekayaan alam dari negara-negara tersebut dan membawanya ke negara-negara asal. Pemerintah kolonial menjual kekayaan alam tersebut di pasar komoditas dan memperoleh untung yang sangat besar dan dinikmati sendiri. Sedangkan penduduk negara-negara terjajah tetap dibiarkan miskin.

Indonesia adalah salah-satu contoh negara yang mengalami eksploitasi yang hebat dari negara-negara penjajah. Pemerintah Hindia Belanda, misalnya, mengeruk keuntungan yang besar dari era Tanam Paksa (1830-1870) dilanjutkan dengan era liberalisasi perdagangan. Keuntungan dari perdagangan komoditas tersebut hanya sedikit dinikmati oleh rakyat Indonesia.

Begitu juga dengan negara-negara eks terjajah lainnya. Kemiskinan dan keterbelakangan masih menjadi penyakit yang mereka derita  hingga kini. Sebagian dari bangsa-bangsa eks terjajah berhasil bangkit dari kondisi tersebut. Mereka membangun negaranya dengan percaya diri. Mereka berhasil mengatasi warisan eks kolonial tersebut.

Untuk mengikis warisan kolonial tersebut diperlukan usaha yang besar dari para pemimpin bangsa negara-negara itu untuk menciptakan sebuah budaya baru. Memang tidak mudah untuk melakukannya. Faktor pendidikan merupakan sebuah kunci untuk mengikis mental terjajah. Dibutuhkan seorang pemimpin yang keras namun tidak otoriter untuk mengatasi masalah ini.

Benua Afrika telah dilanda konflik bersenjata dan kemiskinan yang akut selama beberapa dekade ini. Masyarakat Afrika harus meninggalkan warisan keterjajahannya dari pihak penjajah. Untuk mencapai itu jelas tidak mudah. Negara-negara Afrika harus mempunyai pemimpin-pemimpin yang visioner. Pembaharuan di segala bidang mutlak dilakukan.

Untuk mencapai negara kaya seperti di Eropa Barat, dibutuhkan usaha yang keras. Bangsa-bangsa Selatan harus membangun kekuatan dan kerjasama dengan bangsa-bangsa yang lain. Selama ini negara-negara selatan berusaha menuntut negara-negara Barat karena kolonialisme yang mereka lakukan di masa lalu.

Negara-negara Utara mengatakan mereka telah berupaya membantu negara-negara Selatan dengan memberikan bantuan ekonomi dan  hutang. Namun bantuan-bantuan tersebut tidak gratis. Bantuan tersebut diikuti dengan tekanan kepada negara-negara Selatan untuk mengikutti keinginan negara-negara Utara dalam dinamika global.

Di dalam forum-forum internasional, negara-negara mengelompok satu sama lain. Negara-negara berkembang lebih cenderung bergabung dengan negara-negara berkembang lainnya. Sedangkan negara-negara maju membuat grup sendiri.  

Pertentangan di antaranya tak terelakkan. Negara-negara berkembang menganggap negara-negara maju memaksakan kepentingannya sendiri dalam perundingan. Negara-negara maju berusaha memperjuangkan kepentingannya sendiri yang merugikan negara-negara berkembang dan negara-negara miskin.

Dalam kasus bantuan IMF dan Bank Dunia misalnya, banyak negara berkembang dan miskin yang merasa bantuan tersebut diikuti oleh banyak kepentingan negara-negara Barat. Sistem ekonomi politik dunia ini dikuasai oleh negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, Italia, Kanada, dan Jepang. Sedangkan negara-negara miskin dan berkembang menjadi kelompok pinggiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun