“Ya Dok.” Jawab Poltak, tetapi dia tidak ingin menceritakan bahwa petualangan asmaranya yang gagal-lah penyebab musibah ini.
“Maka saya sarankan kamu refreshing dulu, berlibur selama beberapa hari untuk memulihkan kondisi,” lanjut dokter. “Mumpung masih libur panjang, lebih bagus kalau kamu jalan-jalan ke luar kota. Refreshing!”
“Bisa juga, Dok. Kalau begitu saya mau pulang kampung saja dulu. Liburan di kampung halaman,” kata Poltak.
Tiba-tiba dia memutuskan untuk pulang kampung saja, menghabiskan masa liburan panjang yang lamanya sebulan ini.
***
Poltak tiba di kampung halaman disambut dengan suka cita, haru, bangga, bahagia oleh bapak, ibu dan adik-adiknya di rumah.
Pada hari pertamanya kembali di rumah, Poltak dan adik-adiknya ngumpul di rumah, sambil bersendau-gurau. Kompak. Semua bergembira. Hampir setengah hari abang dan adik-adiknya itu tertawa bersama. Nyanyi bersama. Tepuk tangan bersama.
Namun suasana di hati Poltak tiba-tiba galau setelah Butet, melapor:
“Bang, masih ingat si Rosita Naulibasa?”
Mendengar nama itu disebut adiknya, Poltak sedikit kaget.
“Rosita? Emangnya kenapa?”