Mohon tunggu...
Hanna HN
Hanna HN Mohon Tunggu... Jurnalis - Author biasa

Hanya seorang mahasiswi jurnalistik biasa yang memiliki suara dalam bentuk tulisan untuk dapat disebarkan kepada khalayak demi kebenaran hati dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dalam Kelamnya Purnama

30 Juni 2019   22:49 Diperbarui: 30 Juni 2019   23:34 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semenjak kejadian itu, Juan terus melindungi Adelfa dari apapun termasuk menjauhkan cermin kesayangan milik Adelfa yang ia lihat beberapa tahun silam. Namun Adel tidak bisa di jauhkan dari cermin yang menyeramkan itu. Adelfa menyukai saat-saat sedang bercermin, karena ia bisa melihat bagaimana rupa wajahnya apalagi jika bercermin di bawah bulan purnama yang sedang memancarkan cahaya abadi. Wajahnya akan terlihat bersinar, terlihat cantik dan anggun seperti seorang ratu.

"Juan? Apa kau melamun?"

Adel pun menginterupsi Juan yang diambang lamunan panjangnya.

"Ah tidak, ayo kita pulang sebelum hari semakin sore." Jawab Juan sambil menaiki sepedanya dengan Adel yang duduk di kursi penumpang seperti biasa.

Apa yang Juan impikan bertahun-tahun lalu ternyata tidak hanya mimpi belaka. Ia sudah mencari berbagai buku mengenai sejarah atau mitos-mitos dari mimpi anehnya itu. Jawabannya sudah di temukan dalam sebuah buku mitos yang ia jumpa di perpustakaan sudut kota. Mitos adanya Black Moon yang dilakukan oleh orang-orang dari masa depan di sebuah kota Poesia Oscuro, kota yang bahkan tidak ada dalam peta dunia maupun peta negara Spanyol. Konon setiap wanita cantik yang sudah memiliki pasangan dan sang wanita sedang bercermin saat gerhana bulan tiba, ia akan di bawa oleh aura hitam dengan lantunan puisi yang sangat menyejukkan menghipnotis pikiran untuk ikut memasuki cermin. Dan ia tidak akan pernah kembali, bahkan pasangannya akan menjadi budak pengikut Bloody Black Lady, wanita bergaun merah selutut dengan pedang cahaya di tangannya.

Mitos ini sudah dikenal oleh masyarakat, bahkan sudah terjadi beberapa kali saat gerhana bulan tiba. Mereka yang mengabaikan mitos ini dan tidak menjauhi cermin saat gerhana bulan purnama tiba, tidak akan bisa kembali hidup-hidup ke dunianya. Hilang seiring berjalannya waktu. Tidak ada seorang pun yang dapat menghentikan ini kecuali ia mempunyai alat untuk pergi ke masa depan dan membunuh Bloody Black Lady menggunakan pedang cahaya merahnya. Tentu sangatlah mustahil.

Karena hal itulah Juan enggan untuk menjadikan Adelfa sebagai pasangannya. Takut akan terjadi hal yang tidak terduga kepada gadis berambut setengah ikal yang di cintainya itu. Bahkan mimpi terakhir yang di alami, terus menerus menghantui pikirannya.

Saat ulang tahun Adelfa 3 hari yang lalu, Juan kembali mendapat sebuah mimpi buruk. Ia melihat Adelfa menggunakan gaun pengantin dengan seorang wanita bergaun merah tengah tersenyum kearahnya. Senyuman tulus namun terlihat mengerikan. 

"Juan, ikutlah denganku dan menikahlah denganku."

Seketika, ia berada di kota kelam bersama sekelompok pria berpakaian serba hitam dengan mata berwarna merah. Tatapannya seakan menunjukan bahwa jiwanya telah terbakar habis oleh api. Tubuh mereka terlihat kaku namun lihai memainkan alat musik seperti bandurria, biola, tamborin, gitar flamenco dan beberapa alat musik lainnya. Mereka larut dalam lantunan segar khas spanyol namun mencekam dan menyeramkan untuk di dengar. Menghipnotis mereka yang mendengar musik berirama ini.

Juan bahkan sangat ingin memberitahu mimpi-mimpi yang pernah di alaminya kepada Adel, tetapi ia sangat takut kehilangan wanita yang di cintainya. Ia takut Adelfa akan dibawa pergi oleh Bloody Black Lady, wanita pembunuh berdarah dingin yang dilumuri oleh dosa-dosa karena membunuh orang yang tidak bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun