"Sini..". Bu Ainun mengajak saya ke kamar saya. "Hanif lagi duduk disana. lucu banget". Kata Bu Ainun sambil menunjuk kasur saya. Jadi kasur saya itu kan lumayan tinggi karena memakai dipan,  menurut Bu Ainun 'anak' saya sedang duduk tersenyum  sambil menggoyang-goyangkan kakinya yang menggantung di atas lantai.Â
Ahh saya benar-benar menangis saat itu. Membayangkan anak saya dengan kaki mungilnya duduk di atas kasur tempat ia tidur dulu. . Kemudian Bu Ainun menyuruh saya duduk persis dihadapan 'anak' saya. Â Saat itu saya sambil menangis, karena kenyataannya saya sedih karena saya tidak melihatnya.
"Ibuk jangan menangis..". Suara Bu Ainun pelan. "Ikhlasin aku..". Katanya lagi. "Aku suruh bilang gitu ceu sama Hanif". Kata Bu Ainun lagi. (saya menceritakan dan menulis ini sambil menangis lho) "Ibuk jangan sedih, 'kan nanti ada adik. Nanti aku yang jagain adik..". Kata Bu Ainun pelan. Melihat saya menangis, Bu Ainun ikut menangis saat itu. "Tapi adik aku beda, gak kayak aku". Kata Bu Ainun, menirukan suara 'anak' saya.
"Aku suruh tanyain ini ceu, abi kenapa marah-marah terus?". Kata Bu Ainun lagi. Abi (ayah, bapak) itu panggilan suami saya.Â
"Bunda, sholat dulu..". Kata Zyheir anak Bu Ainun menyadarkan kami kalau ternyata Bu Ainun belum sholat.
Saat itu saya sedang tidak sholat, sambil menunggui Bu Ainun Sholat, saya memikirkan ucapan-ucapan Bu Ainun yang kata-katanya menirukan suara 'anak' saya. Saya sedih sekaligus senang.
"Anakmu dari jam lima sudah ada di kamar, ceu..". Kata Bu Ainun sambil melipat mukena. "Hari ini ulang tahunnya yang ke-2 kan ya?". Katanya lagi. "Dia memang suka pulang ceu, nengokin kamu". Bu Ainun pun menunjukkan tempat anak saya biasa bermain. Dan memang benar, semasa hidupnya pun anak saya bermain di tempat yang Bu Ainun tunjuk.Â
"Bu Ainun, tadi bilang katanya anak aku mau punya adik?". Kata saya penasaran.
"Iya ceu, dia bilang gitu". Katanya lagi. "Cewek kali ceu adiknya, 'kan katanya beda sama dia".Â
Ahh jujur apapun itu jenis kelaminnya, saat itu saya senang sekali mendegarnya.
"Kata Hanif, abinya kenapa marah-marah terus?". Selidik Bu Ainun.