Tidak lagi slogan retoris kerakyatan dan populis namun terselubung di dalamnya kebijakan neolib yang sama sekali tidak berpihak pada rakyat.
Untuk membongkar itu mahasiswa harus berani berpendapat dan mau terlibat dalam agenda politik yang lebih serius salah satunya berpartai.
Tugas kita bersama saat ini adalah bagaimana gerakan mahasiswa, pelajar dan pemuda yang ada saat ini menjadi satu gerakan politik yang terintegrasi dengan gerakan massa rakyat luas lainnya, bagaimana gerakan progresif harus menavigasi ulang dan menyusun apa target yang ingin dicapai, apa yang ingin diubah, apa masterplan besar dari gerakan progresif yang ada di Indonesia yang selama ini kita absen darinya.
Menolak agenda neoliberalisme dalam satu kebijakan dan sebagainya adalah satu kemajuan gerakan untuk terlibat dalam mobilisasi besar, yang harus kita ingat selama gerakan itu tidak koheren dengan program politik gerakan progresif maka selama itu juga gerakan itu akan mudah dipatahkan.
Selama gerakan progresif tidak punya program untuk menjawab persoalan-persoalan real, maka saat itu juga setiap gerakan akan gampang dipukul mundur.
Apabila persoalan zaman yang dijawab oleh pemuda di tahun 1928 adalah kolonialisme, kemerdekaan, dan membangun imajinasi tentang sebuah bangsa yang hari ini menjadi Indonesia, maka tugas kaum muda Indonesia hari ini adalah memastikan transfer kekayaan dari para oligarki yang ada pada hari ini dan menolak relaksasi pajak yang memanjakan dan memupuk kapital mereka,
membangun sumber daya terbarukan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dan menghapuskan sumber daya yang merusak dan mengotori lingkungan, menghapuskan utang luar negeri, membangun industrialisasi nasional dan nasionalisasi industri vital dan pertambangan yang menjadi hajat hidup orang banyak di bawah kontrol rakyat yang kuat yang akan membuat rakyat Indonesia berdaya,
agar imaji tentang bangsa yang berdaulat adil dan makmur dapat terwujud saat dipimpin oleh generasi muda yang memastikan keadilan dan kesejahteraan Indonesia dapat terwujud di satu abad kelahirannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H