Ternyata sudah sangat berubah.
Plank-plank jenama cafe berderetan dengan berbagai desain papan nama dan banner menawarkan berbagai menu racikan kopi dan sarapan. Rata-rata cafe-cafe ini berukuran kecil, hanya beberapa meja konsumen dan memakai ruang garasi, teras rumah, atau ruang tamu depan. Beberapa rumah menata halaman depan dengan menambahkan payung-payung atau tambahan atap canopy.
Secara fungsi, memang rata-rata masih berfungsi sebagai rumah tinggal, karena pemilik ada yang masih menempati rumah tersebut.
Ibaratnya bila pemilik rumah seorang dokter atau konsultan, maka hanya bagian depan rumah saja yang digunakan untuk menjalankan profesinya.
Dengan adanya aplikasi layan antar makanan, justru pemilik bangunan tidak perlu banyak-banyak menyediakan meja-kursi konsumen, karena kita bisa pesan dari rumah saja. Ditambah lagi dengan adanya media sosial, maka promosi bisa dilakukan melalui Instagram atau Tik-tok.
Penutup
Saya belum melakukan penelitian di jalan-jalan kecil di balik jalan LLRE Martadinata. Secara visual fasad bangunan menjadi tidak teratur, selang seling antara rumah yang masih utuh sebagai rumah dan rumah yang berubah tampak depannya menjadi cafe.
Â
Pajak bumi dan bangunan yang mencekik, membuat pemilik rumah harus mencari akal memberdayakan ruangan di rumahnya. Sementara, mungkin ini menjadi jawaban bagi teman saya, apakah merupakan langkah kreatif, mengubah rumah menjadi fungsi bisnis.
Langkah populer sekarang ini adalah cafe diselingi juga dengan aneka distro atau toko pernak-pernik yang menjadi satu dengan cafe tersebut. Zamannya factory outlet berskala besar beralih dengan sesuatu yang lebih unik dan private.
Kopi, apalagi tentang rasa. Masing-masing cafe ini menjual rasa, yang hanya penikmat kopi yang tahu perbedaannya.