Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja di Pinggiran Kota Jakarta

18 Januari 2022   15:47 Diperbarui: 18 Januari 2022   15:50 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri.senja di pinggiran kota Jakarta

Jakarta mengapung di sungai yang dangkal dengan lumpur dan beribu-ribu kuman.

Anak-anak kota bermain layangan di pinggir jalan, riangnya beradu dengan kebisingan.

Tanah lapang tidak bisa lagi terpakai sebab di sewakan untuk parkiran.

Dan semrawut kemacetan adalah pemandangan yang menyenangkan.

Hari-hari penuh dengan sumpah serapah, senyum manis untuk banjir dan tumpukan sampah.

Jalan raya penuh lubang, comberan-comberan mampet bersama pikiran.

Bau asap knalpot, bau amis got, bau bangkai tikus yang mati terlindas di tengah jalan.

Udara yang kotor ku hirup penuh bakteri, sejuk menyegarkan. 

Pelan-pelan senja turun di pinggiran kota Jakarta nampak indah namun ragu-ragu untuk singgah.

Sedikit awan mendung berkelebat di antara wajahnya, layang-layang menutupi satu matanya.

Angin membawa harum keringat orang-orang yang pulang kerja.

Sepoi-sepoi membelai di antara ketiak, mereka terus bergerak sambil menyalin warna senja yang berarak.

Seketika senja melebarkan sayapnya, merah dan jingga.

Gerimis pelan-pelan turun membasahi wajah dan air mata.

Sejuta debu lenyap dan lumpuh di sergap air yang jatuh.

Di sejengkal jalan menuju pulang, pintu-pintu rumah menunggu di ketuk.

Lampu-lampu jalan mulai menyala, senja meredup di ujung semesta.

Kemacetan semakin luar biasa, rintik gerimis menyisa di ujung kabel listrik dan tiang lampu merah.

Anak-anak kembali datang dengan peci di kepala, layang-layangnya di taruh di teras rumah.

Begitu sederhana, begitu indahnya, senja yang turun di pinggiran kota Jakarta.

Handy Pranowo

18012022

Sore hari di jalan Daan Mogot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun