Dan pada akhirnya tiada yang tersisa kau temukan selain tangis kepedihan.
Sirene ambulan akan terus menyala di sepanjang jalan di antara reruntuhan dan tak akan lagi kita saling mengenal.
Wajah kita penuh dengan kepedihan tiada senyuman dan di kolom berita lebih banyak tayang korban bencana alam.
Aku membayangkannya seperti itu, ketakutan yang menyelinap ke dalam tidur.
Selagi kita asyik berselimut, diam-diam lempeng bumi bergerak dari patahan megathrust yang selama ini tidur ratusan tahun.
Handy Pranowo
18012022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!