Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Megathrust

18 Januari 2022   14:12 Diperbarui: 18 Januari 2022   14:18 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketakutan kerap menyelinap di dalam mimpi sedang jiwa terasa berat berpisah di kemudian hari.

Bencana menunggu datang dari balik matahari, dari dalam kawah gunung yang diam menyendiri

dan di kedalaman lautan yang maha sunyi.

Lempeng bumi pelan-pelan bergerak mengabaikan dugaan pusat badan meteorologi.

Ia membuat air laut bergelombang tinggi bergerak jauh menuju ke pantai.

Orang-orang panik berlarian keluar, menuju jalan raya tanpa ingatan apa-apa selain menyelamatkan diri.

Radio dan televisi ramai berbunyi, mengatakan lempeng bumi yang bergerak bisa jadi berpontensi tsunami.

Tanah-tanah retak, gedung-gedung limbung mengeluarkan semua isinya, runtuh tak tersisa.

Dengan wajah yang bingung, kepanikan berhamburan, mitigasi seakan lupa di pelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun