Di daerah Blok M Jakarta, terdapat tiga kelompok yang mengelola parkir secara terselubung.
Pemuda Pancasila, Kelompok Arek dari Jawa Timur, dan Kelompok Serang menguasai area parkir di sekitar wilayah Blok M Jakarta.
Mereka mengatur parkir dan menarik pungutan kepada pengguna parkir serta jukir yang beroperasi di area tersebut.
Di kawasan CNI Puri Kembangan, Kembangan Selatan, Jakarta Barat, terdapat parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL) yang dikelola oleh salah satu organisasi kemasyarakatan.Â
Para pedagang dan pengguna parkir di kawasan ini membayar kepada organisasi kemasyarakatan tersebut.
Contoh lain di Pasar Ciplak Jatinegara, Jakarta Timur, terdapat parkir kendaraan dan pedagang kaki lima (PKL) liar di lahan hijau yang belum ditertibkan.Â
Pengelola Area 07 Perumda Pasar Jaya mengakui belum menertibkan parkir dan PKL liar di Pasar Ciplak karena menghindari konflik dan masalah baru. Sikap Pemerintah seperti ini merupakan representasi dari sikap Pemerintah pada umumnya. Sikap yang tidak berani menyentuh dan akan tetap membiarkan parkir liar, sejauh tidak bikin ribut, rusuh.
Tidak jarang organisasi kemasyarakatan di Jakarta bikin ribut dan rusuh di mana mereka saling bentrok dalam upaya memperebutkan dan menguasai lahan parkir di suatu lokasi.
Dalam bentrokan tersebut dipastikan akan ada saja korban meninggal, luka berat karena mereka berperang memperebutkan lahan parkir menggunakan senjata tajam berupa golok, kelewang, pisau, celurit dan lain-lain.
Kejadian tersebut memperlihatkan betapa pentingnya bagi suatu organisasi kemasyarakatan lahan parkir karena bisa menghidupi anggota dan keluarganya untuk bertahan hidup di Jakarta. Bagi mereka masalah lahan parkir adalah masalah hidup dan mati.
Sementara pihak Pemerintah berusaha untuk menertibkan dengan anjuran bagi warga untuk melaporkan adanya pemerasan karena adanya parkir liar.