Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Ada yang Nge-Gas di KRL

31 Oktober 2023   14:42 Diperbarui: 31 Oktober 2023   15:07 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis mempunyai pengalaman pribadi tentang kursi prioritas ini ketika bepergian dengan KRL di Jepang. Berbeda banget dengan pengalaman di Indonesia yang penulis ceritakan.

Orang Jepang sangat paham etika kursi prioritas. Penumpang normal yang merasa tidak berhak merasa malu untuk duduk di kursi prioritas, akibatnya walaupun KRL penuh sesak, tapi kalau tidak ada penumpang lanjut usia (lansia) atau orang penyandang disabilitas, kursi prioritas di KRL di Jepang tetap kosong.

Selain masalah etika, latar belakang budaya juga bisa memicu pertengkaran di kendaraan umum.
Jakarta adalah kota yang beragam dengan berbagai budaya dan latar belakang. Perbedaan budaya, bahasa, dan norma sosial bisa memicu ketegangan jika penumpang tidak saling menghormati dan memahami keberagaman tersebut.

Selain masalah budaya, adat penumpang yang berbeda, penumpang pada umumnya tidak bisa mengenali penumpang yang memiliki kebutuhan khusus (autisme).

Masalah kesehatan mental seperti  autisme juga dapat memicu situasi yang menegangkan atau pertengkaran di transportasi umum.

Hal ini bisa  terjadi jika penumpang dengan masalah kesehatan mental tidak mendapatkan perhatian dan bantuan yang tepat (tidak didampingi ketika bepergian), atau jika perilaku mereka membuat penumpang lain merasa tidak nyaman.

Misalnya ada penderita autisme yang menatap orang didekatnya dengan lekat tanpa berpaling bahkan tanpa berkedip. Tatapan seperti ini menurut penilaian orang normal tentunya tidak sopan, tapi bagi penderita autisme hal ini biasa saja tanpa ada maksud apa-apa.

Dalam situasi ini sangat penting bagi penumpang awam untuk mengerti dan menahan diri agar bisa menyadari bahwa penumpang demikian merupakan penumpang yang berkebutuhan khusus.

Dalam hal ini perlu mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mental dan cara berinteraksi dengan individu yang mungkin memiliki masalah kesehatan mental adalah langkah penting dalam menghindari potensi pertengkaran dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah di transportasi umum.

Dalam kondisi tertentu seperti keterlambatan atau pada saat-saat jam sibuk ketika masyarakat pergi atau pulang kantor bisa menciptakan ketidaknyamanan perjalanan.

Keterlambatan kereta atau ketidaknyamanan selama perjalanan seperti kepadatan yang tinggi bisa membuat penumpang merasa frustasi, dan ini dapat menciptakan ketegangan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun