Oleh karena itu, analisis DNA dapat memberikan informasi yang sangat akurat tentang hubungan keluarga seperti siapa orang tua seseorang dan asal usulnya.
Sehingga tes DNA saat ini sangat lazim digunakan dalam masyarakat untuk mengidentifikasi hubungan keluarga, seperti antara orangtua dan anak, saudara kandung, atau kerabat jauh.
Tes DNA juga selain dapat  mengonfirmasi hubungan seseorang juga sekaligus bisa membuktikan bahwa seseorang tidak mempunyai hubungan  kekerabatan antara individu dengan individu lainnya dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Tes DNA tidak hanya membuktikan asal usul atau etnis seseorang. DNA juga bisa mengungkap  mengenai banyak karakteristik genetik lainnya, termasuk ciri fisik, adanya penyakit bawaan tertentu, dan lain-lain.
Tanpa adanya tes DNA, maka untuk penentuan asal usul seseorang hanya dengan meraba-raba berdasarkan pengamatan ciri-ciri pisik.
Namun metode ini tidak disarankan untuk menyelesaikan masalah bayi yang tertukar di Rumah Sakit karena metode ini tidak selalu akurat dan dapat dipengaruhi oleh faktor genetik yang kompleks, sehingga kadang-kadang tidak memberikan solusi, malah menimbulkan perdebatan baru.
Beberapa ciri-ciri fisik yang biasanya dapat diamati meliputi, Warna Mata, Rambut, dan Kulit.
Kemiripan dalam warna mata, rambut, dan kulit antara orang tua dan anak dapat memberikan petunjuk tentang hubungan genetik.
Selain itu dengan melihat ciri wajah. Beberapa ciri wajah seperti bentuk mata, hidung, bibir, atau dagu dapat menunjukkan kemiripan antara orang tua dan anak.
Walaupun semua ciri-ciri tersebut sudah ada pada tubuh bayi baru lahir, namun kadang-kadang sukar untuk dideteksi secara akurat.
Sedangkan untuk ciri lain seperti tinggi badan dan bentuk badan belum bisa digunakan untuk bayi yang baru lahir.