Pertama, teknologinya akan semakin matang. Kedua, harga untuk pemasangan dan lain-lain juga bisa menjadi semakin murah.
Ketiga, ketika banyak orang melihat bahwa NeuraLink bisa diimplantasikan dengan aman dan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari, bahkan meningkatkan kehidupan sehari-hari. Maka, orang yang normal pun, akan mulai mempertimbangkan untuk mengimplantasikan CHIP NeuraLink ke otak mereka.
Penggunaan NeuraLink pada orang normal pun cukup banyak kemungkinannya. Bagi penyuka sains fiksi misalnya mungkin ingat, bagaimana di film startrek, orang menelepon orang lain cukup dengan pegang telinga.Â
Kalau perangkat CHIP NeuraLink ini berkomunikasi dengan GoogleLens misalnya, sambil mengendarai mobil kita bisa membuka-buka google map dan mencari jalan tanpa perlu sekalipun mengalihkan perhatian dari jalan dan tangan tidak perlu lepas dari setir mobil.Â
Your imagination is the limit.
Apakah perkembangan NeuraLink bisa membawa efek negatif bagi manusia?
Tentu saja hal itu memungkinkan, apalagi ketika pemahaman kita tentang sistem syaraf dan otak semakin lengkap. Teknologi untuk menghubungkan otak dengan perangkat elektronika-nya sendiri juga semakin maju.
Maka bukan tidak mungkin suatu saat nanti, NeuraLink bisa melakukan lebih banyak hal daripada sekedar memonitor perintah otak untuk menggerakkan anggota tubuh tertentu, atau memberi sinyal masukan pada bagian otak tertentu yang berhubungan dengan panca indera secara kurang akurat.
Bisa saja suatu saat nanti, salah satu titik dalam otak yang terhubung dengan NeuraLink itu berhubungan dengan kelenjar endokrin kita yang melepaskan berbagai macam hormon ke tubuh kita. Kalau itu terjadi, orang tidak perlu mengonsumsi narkoba untuk fly dan mendapatkan sensasi yang dirasakan ketika dopamine membanjiri tubuh. Kalau itu terjadi, mungkin atlet binaraga tidak perlu mengonsumsi steroid untuk meningkatkan kadar testoteron dan hormon-hormon anabolik lainnya.
Bisa saja suatu saat nanti, salah satu titik dalam otak yang terhubung dengan NeuraLink itu berhubungan dengan kemampuan seseorang berbahasa. Lalu seorang yang kuliah sekian tahun untuk memahami bahasa asing tertentu, akan kalah bersaing dengan seseorang yang memiliki NeuraLink di kepalanya dan otaknya terhubung dengan sebuah aplikasi penerjemah di HPnya.
Atau yang lebih mengerikan, karena NeuraLink bisa berkomunikasi dengan perangkat di luar dirinya lewat komunikasi nirkabel, bayangkan kalau ada seorang hacker yang bisa mengirimkan perintah tertentu ke CHIP di dalam otak pengguna lewat laptopnya?